ada yang bilang, mimpi adalah refleksi dari keinginan terdalam mu, atau juga harapan yang belum teraih, bahkan mungkin saja sesuatu yang tak akan kamu raih selamanya..
beberapa pernah mengatakan bahwa mimpi bisa direka seperti seorang pelukis menggoreskan warna favoritnya hingga terbingkai dalam satu dataran
tapi mengapa ada dia? mengapa ada mereka di mimpi ku semalam?. ralat, mungkin itu mimpi pagi ini. ah entahlah, terlalu aneh bagiku..
seperti aku menulis tulisan ini. jangan sebut ini puisi, karena aku bukan menulis puisi. seperti mimpi ku, aku tak tahu mengapa dia hadir, mengapa mereka hadir. dan aku tak habis pikir bagaimana alurnya bisa seindah itu. setidaknya bagiku..
pemilihan itu rasanya tak masuk akal. semua derai air mata yang kucoba kikis satu persatu. hingga hilang terbawa angin, lalu datang lagi pada adegan berikutnya. sebut aku tak berperasaan, tapi ini seperti tak bisa ku bendung. ralat, masih bisa kuhindari.
ah, ini terlalu rumit kuketik, terlalu tabu ku bicarakan. karena memang sudah absen. tapi kenapa harus mimpi itu terpampang jelas di otakku? lalu tentang semua sulur indah itu. tangga-tangga cokelat kayu yang selalu ku impikan bisa ku sentuh. tentang perjalanan mencari jalan keluar. aku tak keberatan jika jalan ini terlalu panjang untuk ku susuri, aku malah tak ingin semua ini habis. karena dekorasinya mampu membuatku terbang ke bulan.
seperti nyata. semua yang ku impikan ada dalam satu bangunan itu. yang entah kenapa akhir-akhir ini sangat aku obsesikan. cahaya kuning temaram, berbagai sulur menjuntai, tangga kayu serba licin, langit-langit penuh lampu kristal spektakuler, serta tangga tak berujung yang membuatku berdecak kagum.
ah hentikan ini semua. aku ingin kembali ke dunia nyata.
beberapa pernah mengatakan bahwa mimpi bisa direka seperti seorang pelukis menggoreskan warna favoritnya hingga terbingkai dalam satu dataran
tapi mengapa ada dia? mengapa ada mereka di mimpi ku semalam?. ralat, mungkin itu mimpi pagi ini. ah entahlah, terlalu aneh bagiku..
seperti aku menulis tulisan ini. jangan sebut ini puisi, karena aku bukan menulis puisi. seperti mimpi ku, aku tak tahu mengapa dia hadir, mengapa mereka hadir. dan aku tak habis pikir bagaimana alurnya bisa seindah itu. setidaknya bagiku..
pemilihan itu rasanya tak masuk akal. semua derai air mata yang kucoba kikis satu persatu. hingga hilang terbawa angin, lalu datang lagi pada adegan berikutnya. sebut aku tak berperasaan, tapi ini seperti tak bisa ku bendung. ralat, masih bisa kuhindari.
ah, ini terlalu rumit kuketik, terlalu tabu ku bicarakan. karena memang sudah absen. tapi kenapa harus mimpi itu terpampang jelas di otakku? lalu tentang semua sulur indah itu. tangga-tangga cokelat kayu yang selalu ku impikan bisa ku sentuh. tentang perjalanan mencari jalan keluar. aku tak keberatan jika jalan ini terlalu panjang untuk ku susuri, aku malah tak ingin semua ini habis. karena dekorasinya mampu membuatku terbang ke bulan.
seperti nyata. semua yang ku impikan ada dalam satu bangunan itu. yang entah kenapa akhir-akhir ini sangat aku obsesikan. cahaya kuning temaram, berbagai sulur menjuntai, tangga kayu serba licin, langit-langit penuh lampu kristal spektakuler, serta tangga tak berujung yang membuatku berdecak kagum.
ah hentikan ini semua. aku ingin kembali ke dunia nyata.
mimpiin syp tuh???hehe
BalasHapushehee, luqman. mimpiin siapa yaaa?
BalasHapus*cengar cengir*