Gambar dari : http://pinterest.com/pin/269230883945449552/ |
Semenjak era Twitter yang memudahkan kita untuk berbicara, saya dan penghasil tweet lainnya berprinsip "Ini kan Twitter gue, terserah gue mau ngomong apa. Nggak suka ya unfollow". Sampai sekarang sih prinsip itu makin ada.
Saya lupa turning point nya kapan, akhirnya saya menyadari kalau prinsip tadi nggak sepenuhnya benar dan ternyata sangat egois. Maksudnya gini...
Apapun yang kita sebar di dunia maya ini kan bisa diakses bebas. Tweet (jika akunnya tak diproteksi) sampai postingan blog ini, bisa dibaca seluruh dunia. Secuil pemikiran yang kita tuangkan, sedikit banyak akan memengaruhi mindset orang lain. Dampaknya bisa secara menyeluruh atau hanya sekedar lalu.
Kalau kamu nulis tentang konsep demokrasi, dan ada yang baca, bisa jadi tulisan kamu akan memberikan dampak pada konsep berpikirnya. Bukan nggak mungkin kalau dia akhirnya jadi menyetujui demokrasi atau anti demorasi. Bahkan sesederhana tweet berbunyi "cuma cewek yang mandinya lama" saja, jika dibaca oleh banyak orang, kemungkinan besar terbentuk opini publik bahwa memang perempuan menghabiskan waktu banyak untuk mandi.
Ini bahaya, bro. Kemudahan akses yang kita dapat, memang menguntungkan, tapi juga bisa jadi boomerang. Sekarang udah nggak ada lagi "bacot gue bukan urusan lo", karena apapun yang kamu tulis atau bagi, akan memengaruhi dunia tempat kamu berpijak. Seperti apa dunia yang ingin kamu bentuk, tergantung dari apa yang kamu post atau bagikan :)
-- hit me on @dinikopi
0 respon:
Posting Komentar
Itu sih kata @dinikopi, menurut kamu?