High School These Days

Gambar dari : http://weheartit.com/entry/56558702/via/dinikopi

Saya nggak ngerti sama anak SMA zaman sekarang.
They seems sooo creative, more than in my age that time.

Jadi ceritanya, saya ketemu di dunia maya sama Ryani pas dia mau ngelamar jadi volunteer di @KatalisMuda. Kita berdua ngobrol soal KatalisMuda and stuff. Tangan kepo saya gatel dong ya, ngintip deh ke blognya. And surprisely suka banget sama ocehan dia (yang dia bilang itu galauan nggak penting). Bahasa Inggrisnya bagus, cara dia menulis juga ngalir. Saya nggak habis pikir aja, pas gw seumur dia, saya masih ngulik blog Friendster dan dengan tulisan yang masih seiprit. Atau puisi-puisi sok galau yang nyatanya malu banget buat dibaca orang.

Akhirnya saya invite pin BBM sama dia. Dan ngobrol ngalor ngidul soal SMA versus Kuliah. Sampai di satu waktu, dia bilang kalo dia suka sama postingan paling atas blog ini. Yak, dan natural habit saya dari social media masih belum padam, yakni kepo. Saya baca satu per satu, dan sekali lagi saya kaget. Pemiliknya masih SMA, tapi Bahasa Inggrisnya itu bagus banget. Sederhana, mengalir, jujur, dan menyentuh. She wrote poems. And I found myself keep on clicking next to her writings. Padahal saya kan paling nggak suka puisi. I think this is an exception :)

Jadi mungkin begitu ya dunia anak SMA sekarang? They write in blog, communicate in Twitter, and still have creativity in their heart. Oh, they capture great photos, in additional. Bok, kalah saya waktu SMA!

Yah mungkin kalo pas zaman saya, punya Friendster aja udah dibilang gaul. Kalo ada masalah ya curhat ke temen, bukan nulis. Oh, kalaupun nulis, pasti di notepad komputer yang foldernya disandi :P Jadinya mungkin pada waktu itu, blog nggak populer untuk jadi bank data atau ide. Tapi sekarang, saya ngerasa bangga liat generasi di bawah saya yang punya blog and write well! :)

Time flies so fast and the single thing I can see is change...


-- hit me on @dinikopi