Bayangkan satu buku yang kamu pikir nggak akan habis kamu baca. Udah? Nah, tiba-tiba tuh buku disodorin ke hadapan kamu. Sebagai pecinta buku, kamu pasti penasaran lah. Emang bener nih saya takut baca suatu buku. Well let’s see, dan akhirnya kamu mulai membaca halaman pertama.
Ini adalah reaksi pertama yang saya alami begitu disodorkan buku “Penunggu Puncak Ancala” sama Ageng Wuri. Jujur, saya penakut banget. Ditambah dengan fakta, bahwa saya adalah orang visual, yang berarti bisa menggambarkan apa yang ada di tulisan dalam bentuk rigid di dalam kepala saya. Boom. Saya takut baca buku kisah horor para pendaki gunung ini. Tapi kalo dipikir-pikir, nih buku sukses buat saya takut bahkan sebelum saya membacanya :P
Okay, challenge accepted. Dan saya mulai membuka kisah demi kisah, satu demi satu, dan dalam beberapa jam, habis. Saya bahkan mencuri untuk membaca buku ini di sela-sela jadwal kelas saya dan sembari makan siang. Begitu baca kisah pertama, kayak ada energi yang bikin saya penasaran untuk baca kisah selanjutnya. Wow, begitu bukunya kelar, saya baru takjub bahwa saya yang penakut menghabiskan buku horor. *suara penonton tepuk tangan*
Buku “Penunggu Puncak Ancala” adalah buku yang mengisahkan kisah travelling bernuansa mistis dari lima orang. Mereka adalah, Indra Maulana, Sulung Hanum, Ageng Wuri, Acen Trisusanto, dan Dea Sitohang. Tak hanya kisah mendaki gunung saja, tapi juga ada kisah di danau, Ujung Kulon, dan masih banyak lagi. Jadi emang hantu-hantu itu munculnya nggak cuma di gunung ya :P Hayoloh.
Membaca “Penunggu Puncak Ancala” seperti duduk di tengah-tengah para penulis ini saat malam hari dengan latar belakang tenda yang tersusun rapi dan kita yang menghadap api unggun. Lalu, masing-masing dari mereka cerita bergantian tentang kisah horor pada perjalanan mereka sebelumnya. We all did that, right? Saat kumpul bareng teman dan udah nggak tahu mau ngegosipin apa, kita sering bagi kisah horor dan ketakutan berjamaah. Tapi, ga peduli seberapa takutnya tuh cerita, tetep aja kita dengerin sampai habis.
Ini salah satu buku yang recommended, menurut saya. Apalagi buat kamu yang emang suka travelling atau sekedar suka ngumpulin cerita mistis dan dibagiin lagi ke temen-temenmu saat kumpul. Satu yang saya pelajari dari buku “Penunggu Puncak Ancala” ini, adalah Indonesia tuh nggak cuma beragam dari alam saja, tapi juga tradisi leluhur serta mitos-mitos yang kadang nggak masuk akal. Yang bisa kita lakukan adalah menghormatinya aja. Well, kita nggak pernah tahu sebesar apa kekuatan yang mengatur alam ini, kan.
KABAR BAIKNYA, adalah saya akan bagi satu buku “Penunggu Puncak Ancala” besok di akun Twitter saya, tepatnya pas malam Jum’at (,--) Gimana caranya bisa lihat ini ya :
- Peserta Giveaway buku “Penunggu Puncak Ancala” adalah follower dari @dinikopi, @agengwuri, dan @Bukune
- Kuis akan dimulai pada malam Jum’at, 14 November 2013 pukul 19.00 – 21.00 WIB di akun Twitter @dinikopi
- Untuk mendapatkan bukunya, kamu harus tweet cerita horor dengan mention “#ANCALA @dinikopi“ di belakang tweet kamu. Cerita horornya bisa yang kamu alami sendiri, atau cerita teman/saudara.
- Satu cerita horor dapat kamu tweet dengan cara memecah menjadi beberapa tweet. Jangan kena twitlonger ya. Kamu boleh bebas mengirimkan berapa tweet/cerita horor
- Satu pemenang akan ditentukan dari cerita yang paling bikin bulu kuduk merinding, dan bukan ditentukan oleh banyak follower atau banyak tweet.
- Satu pemenang akan diumumkan pada hari Minggu, 17 November 2013 pukul 14.00 WIB di akun @dinikopi
Yaksip. Jadi siap meramaikan malam Jum’at ini demi satu buku “Penunggu Puncak Ancala”? Let get this started! :D
-- hit me on @dinikopi
0 respon:
Posting Komentar
Itu sih kata @dinikopi, menurut kamu?