Halo Dina dan Wida.
Dua adik kesayangan kakak, karena memang
hanya itu yang kakak punya. Ibu sering bilang "Akur-akur lah kalian satu
sama lain karena cuma kakak atau adik kandung lah yang bakal mau
menolong tanpa pamrih kalau ada kesulitan. Cuma kakak atau adiknya yang
akan jadi keluarga kalau Ibu sama Bapak udah nggak ada". Pegangan ini
yang selalu kakak pikirkan selama kita masih berhubungan darah. Walau
kakak mungkin jarang pulang dan setor absensi, tapi sebenernya kakak
peduli kok sama kalian berdua.
Dina, satu-satunya anak
Ibu yang paling hobi belajar dan jalan hidupnya lurus-lurus aja, suka
curhat kalau dia cemas sama kehidupan karir dia. Katanya dia memang hobi
belajar psikologi, tapi karena minim pengalaman praktek, dia takut
kalau nggak bakal gape pegang klien dan takut metode yang diberikan
salah. Padahal adek kakak yang satu ini, nggak dikenal karena
kecerobohannya lho. Sebagai anak tengah, bisa dibilang dia adalah anak
paling bijaksana di antara kta bertiga. Jadi, kakak yakin sih Dina juga
bakal jago pegang klien dan membantu orang-orang di masalah psikologi
mereka.
Jangan takut, hadapin aja. Kalo ada yang bisa
kakak bantu, ya bilang aja. Pasti dibantu dan didukung kok. Uang bisa
dicari, tapi saudara yang masih bersatu secara tulus, susah didapat,
Dek.
Lain halnya dengan Wida. Wida ini kata orang,
persis banget kayak kakak. Kita sama-sama kebluk, kalo belajar suka
ngomong sendiri, bedanya dia doyan banget masak dan makan, kakaknya suka
makan doang. Kita berdua emang nggak pinter-pinter banget, tapi jangan
bingung Wida. Soalnya kakak yakin Wida nanti bakal lebih sukses dan
lebih gaul daripada kakak sama Kak Dina. Jangan suka minder gitu, orang
Wida juga ramah, baik hati, dan antusias pastinya banyak kok hal-hal
baik yang akan ada di depan.
Jalan Wida masih panjang.
Masih banyak fase perkembangan yang harus dilalui. Dan selalu ada kakak
dan Kak Dina untuk nemenin. Nggak ngerti pelajaran IPA, sini kakak
ajarin. Mau curhat bisa ke Kak Dina. enak kan jadi anak bungsu ;)
Terus
akrab kayak gini ya. Pengen lebih sering jalan bertiga sama kalian.
Karena masa-masa kayak gitu nggak akan didapat kalau kita semua udah
nikah dan sibuk menjalani hidup masing-masing. Sekarang masih enak, kalo
marahan ya nanti juga reda sendiri. Adu pendapat kecil ya memang
sering, tapi abis itu ya udah. Nanti kalo udah masing-masing punya
keluarga sendiri, bakal runyam kalo ada sedikit masalah. Soalnya
mengaitkan lebih banyak orang.
Nanti ya, sepulangnya
kakak, kita jalan-jalan. Selulusnya kakak kuliah juga mau liburan ke
mana kita bertiga, sini hayu atuh kakak bayarin. Gampang lah itu. Uang
bisa didapet dari mana aja. Tapi kakak atau adik yang masih ada dan mau
nemenin, susah dipunya.
Dari kakak yang sayang sama kalian,
Kak Dini
--
hit me on @dinikopi
Rabu, 11 Februari 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Sedikit menghilangkan penat dengan tumpukan aksara yang tersusun rapi dalam suratmu :)
BalasHapusThank you Kak Fikri, jangan lupa jalan-jalan ke postingan yang lain yaa :D
Hapus