Itu yang saya kerap dengar sehabis membaca novel. Biasanya sih novel, bukan cerpen ataupun blog orang. Novel dengan alur panjang, mau nggak mau memaksa kita untuk mendengar apa yang si tokoh pikirkan. Dan oh ya, saya adalah penulis detail, yang pastinya akan lebih tertarik oleh detail-detail di novel. Saya akan mudah mereplika pikiran tentang perasaan yang ditimbulkan oleh cologne orang asing yang menabrakmu saat makan siang, ataupun ekspresi melengos yang si tokoh buat saat ia melihat ibunya datang.
Ya, detail-detail seperti itu memengaruhi saya.
Dan sedikit banyak mempengaruhi cara saya menulis. Ini bukan plagiat gaya ya, tapi terinspirasi. Sama kayak saya yang sangat tergila-gila sama cara Farida Susanty menulis cerita dengan alur yang nggak normal, nah beberapa cerpen saya, beraura serupa dengan cerita Farida. Yah walaupun Farida did it prefect :p Namanya juga belajar kan
Menyelami pikiran orang adalah salah satu kegiatan yang saya senangi. Rasanya asyik bisa membayangkan suasana di suatu tempat yang mungkin pernah ada di belahan dunia ini. Serunya lagi, apapun yang saya baca, pikiran yang saya selami, atau momen yang saya rekam di otak saya, punya kemungkinan membangun mimpi di malam hari.
He eh, mimpi saya belakangan ini kayak fiksi. Kayak membaca pikiran orang lain, tapi orang lain itu adalah saya.
Mungkin terdengar nggak logis ya di pikiran kamu, tapi kontemplasi alam bawah sadar ini ngaruh banget ke alam sadar saya. Kayak saya yang baru baca novel tentang cenayang. Duh, ini akan ngaruh banyak ke alam sadar saya nih. Hal-hal kayak pertanda, semesta, mendapat penglihatan, tiba-tiba nyerbu otak saya.
Nggak ngerti?
Sini saya ajak masuk ke pikiran saya :)
Gambar dari : http://pinterest.com/pin/187392034464599898/ |
-- hit me on @dinikopi
0 respon:
Posting Komentar
Itu sih kata @dinikopi, menurut kamu?