kali ini lagi lagi tentang deadline, tentang batas waktu.
Sepertinya saya agak bermasalah dengan kata itu. Er, ralat. saya sedang tida disiplin terhadap deadline. Jadinya? ya ini, terlunta lunta.
Alhamdulillah naskah saya siap! setelah perjuangan batin untuk menulisnya, beberapa kali ulang format, serta kelinglungan yang panjang, akhirnya jadi juga tulisan sebanyak tujuh halaman ini. As i wrote before, naskah ini akan dibuat buku tentang Hak Asasi Manusia. Sedikit bocoran, saya menulis tentang hak khusus anak muda.
Proses menulisnya fun! dalam arti, sebelum menulis ini, saya mengadakan riset kecil-kecilan. Saya juga gamau sembarangan dalam membeberkan fakta. Persiapan saya menulis chapter ini lumayan lama. Mulai dari mengumpulkan beberapa opini umum tentang anak muda dan masalahnya, berdebat panjang tentang pendidikan di Indonesia dengan seorang teman, mendalami masalah adik saya yang juga berhubungan dengan topik ini, diskusi sambil makan es di pinggir jalan bareng Rama tentang psikologi anak muda, sampai-sampai diskusi yang membuat saya terserang disleksia sesaat tentang ciri-ciri disleksia. Haha, kocak memang.
Proses menulisnya pun ada-ada saja. Sob saya yang paling merasakan perubahan drastis saya. Tak mau ditelpon lagi saat malam, sms pendek-pendek dan biasanya ga fokus, ngaret ngebantuin dia ngerjain makalah, beberapa sms bernada galak, dan masih banyak lagi. Reaksinya terhadap perubahan saya? dia bilang saya messed up. Haha, what should i say? ucapannya benar. Bahkan kamar saya tak pernah dibereskan beberapa hari belakangan ini. Saya dengan entengnya menyebut "efek samping deadline"
Deadline memang Dead Line. Seperti menghadapi hidup mati. Harus diburu, harus meninggalkan yang terbaik yang pernah jari ini tarikan.
Tapi sebaiknya saya segera bersiap. Kerjaan saya selanjutnya adalah menulis, dan itu artinya saya harus siap dengan deadline deadline dan deadline yang memuakkan itu. Apalagi kalau sampai terserang writer's block di tengah-tengah. Arrr, sepertinya ingin liburan ke puncak roller coaster saja dan terjun sebebas-bebasnya sambil teriak sampai telinga orang satu kereta pecah. Oke, saya mulai berlebihan. Efek samping dari deadline. Hahaha..
Apa solusinya? disiplin. ya kamu benar sekali. sepertinya saya butuh pelatihan militer sekarang juga.
By the way, saat saya menulis ini, kopi saya belum habis. Jam di laptop menunjukkan angka 3:08 pagi. Mau jadi apa badan saya. Entahlah, kacau kacau. apakah siklus semua penulis seperti ini? hanya melek saat hari gelap dan tidur saat matahari menyengat. Entahlah, saya harus tanya di formspring sepertinya :P
Menamatkan Deadline
Related Posts:
[Review and Giveaway] Penunggu Puncak Ancala Bayangkan satu buku yang kamu pikir nggak akan habis kamu baca. Udah? Nah, tiba-tiba tuh buku disodorin ke hadapan kamu. Sebagai pecinta buku, kamu p… Read More
Lucu-Lucuan di #KongkowLucu Jadi kemaren itu, saya @nonadiniel @putrisyakilah dan @egaagaaa random banget mau ketemuan buat kongkow-kongkow aja gitu. Eh, makin lama jadi makin b… Read More
Pemilu 2014, Anak Muda @AyoVote!Anak muda yang kece dan gahol banget pasti ogah ke diskusi politik. Saya juga ogah kalo isinya cuma bisa salah-salahan dan debat kusir, sih. Tapi tern… Read More
Silang Hati di @EstafetBukuHarga buku kan sekarang udah hampir nggak ada yang 20ribu ke bawah. Rata-rata novel itu harganya 30-60ribu per satu buku. Saya yang doyan baca, jujur … Read More
Kepincut Cinta dari WamenaBelakangan ini ada beberapa orang yang bilang saya lebih suka film Holywood dan dengan seenak jidat mencap saya nggak cinta karya bangsa atau nasional… Read More
0 respon:
Posting Komentar
Itu sih kata @dinikopi, menurut kamu?