Hubungan itu punya banyak fase.
Menurut saya, ada perbedaan yang jelas antara pacaran ABG
sama hubungan yang udah dewasa.
Pacaran ala ABG itu ya jelas yang masih mementingkan luapan
emosi semata. Kamu dan pasangan cenderung bermanja setiap hari, mengumbar kata
cinta dan janji manis untuk selamanya, menaruh pikiran soal pacar diatas segala
hal, dan cenderung posesif. Fase ini biasanya dimulai dari ketertarikan fisik
atau sekedar crush selewat.
Gambar dari : http://weheartit.com/entry/69483257/via/dinikopi |
Pada masa ini, kita nggak terlalu mikirin kita ke depannya
bakal gimana sama pasangan. Yang ada cuma menikmati hari ini dan
sepanjang-panjangnya setahun ke depan. Logika hanya dipakai sekian persen atau
tidak sama sekali. Pokoknya prinsip “Gue cinta sama lo, lo juga harus cinta
sama gue.” dan “Gue mau berkorban untuk lo, lo juga musti gitu ya.” masih
terpatri erat.
Beda sama hubungan yang udah dewasa. Pada fase ini, biasanya
kamu menyeleksi pasanganmu sebelum resmi pacaran (atau bahkan tunangan). Kamu
benar-benar meneliti bibit bebet bobot si dia. Mencocokkan sifat pasangan
dengan sifat kamu sendiri, dan berpikir apakah ke depannya beberapa masalah
bisa diminimalisir dari toleransi atau nggak. Dengan pasangan, kamu udah mantep
mau nikah (walaupun masalah waktu, bisa beragam keputusannya).
Di hubungan yang sudah dewasa, kamu dengan yakin bisa
menggelar desain hidup kamu selama minimal lima tahun ke depan dengannya. Lalu
kalian mulai berkompromi soal pewujudannya. Mana yang harus diprioritaskan dan
bagian apa yang harus dieliminasi. Dengannya, tabungan masa depan harus udah
ada. Duh, disini logika jalan banget deh. Soalnya menyangkut kesejahteraan hidup
untuk masa depan.
Dalam hal menangani masalah juga kelihatan banget kok
perbedaannya. Di cinta ala ABG, kalo cekcok pasti pada mikir “Dia kok bisanya
ngomong kayak gitu sih? Pasti dia udah nggak sayang lagi sama gue. Padahal
selama ini kan gue udah menaruh semua cinta ke dia. Dunia ini nggak adil!”.
Sedangkan di hubungan yang udah pake logika, saat masalah datang, yang ada
hanya senyuman di bibir yang menandakan “Nah, disini hubungan kita lagi diuji
untuk lebih kuat dari sebelumnya. Mana yang bisa ditolerir ya? Sehabis itu,
ajak ngobrolin solusi dengan kepala dingin ah.”
See, banyak banget
beda antara cinta ala ABG yang masih fluktuatif dengan cinta yang udah mantep
mau dibawa ke jenjang yang lebih serius. Kita semua pasti akan merasakan
keduanya kok, atas nama pembelajaran hidup. Yang terpenting sih, kita selalu
bisa belajar dari hubungan yang sedang kita jalin dengan pasangan ya. ;)
-- hit me on @dinikopi
hhmm...
BalasHapusMengedepankan logika? hhmmm, susah jelasinnya tapi ada jenis logika lain selain yang diceritakan Dini di atas, ah nanti lah kalo udah saatnya you'll know what kind of logics you should have in a marriage... happy growing..!! :)
hai dini :)
BalasHapusnama kita sama loh..
tulisan2 lw gw suka sampe gw g ngerjain kerjaan kantor gw hari ini..hehehhe :D