Senin, 28 Maret 2011

Selewat

No comments    
categories: 


Hidup memang tak pernah konstan. Perubahan terus terjadi. Kata-kata mengupgrade diri. Janji mulai memudar digigit waktu. Ya, benar.

Manusia normal memiliki respon cenderung "menolak" perubahan. Apalagi, perubahan ini mengusik zona nyamannya. Kalau kata Rene Suhardono, dalam bukunya yang berjudul "Career Snippet", comfort zone memang candu yang sulit dipahami. Sulit untuk ditinggalkan, begitu indah untuk dikenang dan disayan-sayang. Tapi, mau berbuat apa, hidup gak akan menunggu kita bosan dengan area nyaman kita. Perubahan harus diterima.

Saat kita menengok ke belakang, bisa terjadi dua hal. Kita bisa menyesali apa yang telah kita tinggalkan. Atau kita bisa memilih untuk memberi selamat kepada diri sendiri karena masih bertahan dengan segala yang kita tinggalkan. Hey, hidup itu dinamis. Kalau, perspektif kita tidak dinamis, hidup tak akan berbaik hati menunggu kita.

Beberapa orang yang dulu kita deklarasikan sebagai "gue gak akan bisa bertahan tanpa lo", eh kini udah gak bisa lagi dikontak. Beberapa orang yang dulu kita nobatkan sebagai "dia itu semagat gue pergi ke kampus", sekarang malah biasa aja. Beberapa hal yang dulu kita labeli "ah, lo pasti melting deh abis liat yang satu ini", sekarang malah kita bingung dimana letak ke-melting-annya. Beberapa hal yang dulu kita yakin pasti "itu adalah jalan gue. Liat aja nanti, gue gak salah milih", sekarang malah mati-matian pengen rewind kehidupan.

Terus, mau disesali? Ngapain? Sempit amat. Life keeps turning on!
Selamat berubah!

0 respon:

Posting Komentar

Itu sih kata @dinikopi, menurut kamu?