Minggu, 01 Februari 2015

Ospek untuk Anak Social Media

Judulnya songong banget ya?
Saya bukan senior kok, belum. Senior di social media kan bukan dihitung berdasarkan lamanya nyemplung di dunia maya ini, tapi lebih bijaksana jika dihitung dari ragamnya proyek yang dipegang. Ihik. Jadi saya masih belum bisa dibilang senior. Intermediate lah. Tapi, saya jadi tertarik untuk menulis surat kepada kamu yang baru saja masuk atau ingin masuk ke dunia social media. Welcome ya :)

Sebentar, pertama-tama kenapa sih kamu mau masuk social media? Karena terlihat gampang ya? "Ah mainan Facebook, Twitter, YouTube, Instagram kan mainan gue sehari-hari, jadi pasti kerjanya santai". Kalau kamu adalah segelintir orang yang berpikiran ini, maka kamu akan dapat tepukan "hati-hati" dari saya. Karena social media nggak sesederhana dan semudah itu, teman.

Memang sih, kesimpulan awal kamu nggak salah. Kita sebagai anak social media, memang mainnya Facebook, Twitter, YouTube, Instagram, Blog, atau social media lainnya. Ya kerjaannya juga nge-post dan ngajak ngobrol audience aja. Terkesan mudah memang. Cuma dipikirkan lagi deh, kalau memang semudah ini, kok ya susah cari orang social media yang kompatibel? Berarti kan, kerjaannya nggak begini doang.

Gambar dari sini
 Tahu dong, kalau selain posting dan comment di social media, kamu juga harus banyak riset sana-sini soal audience kamu siapa, umur berapa, kesukaannya apa, denger musik apa, atau suka nongkrong di mana. Kamu juga harus bisa mengaitkan ini dan membuat social media strategy untuk brand kamu. Gimana caranya jual brand kamu di social media melalui pedekate dengan audience kamu. Gimana caranya agar konten kamu dikomentari orang, atau yang lebih jauh lagi bagaimana caranya membuat konten yang banyak dibicarakan orang.

Itu baru strategi, belum soal laporan social media. Kalau kamu dapet brand yang detail, kamu bisa saja harus membuat laporan social media mingguan, bulanan, 6 bulanan, dan tahunan. Belum lagi laporan hasil riset kalau mau campaign. Atau laporan competitor review yang mengandalkan keahlian kepo kamu untuk memata-matai brand tetangga. Itu baru satu brand. Coba saja kamu pegang tiga brand yang seperti ini. Banyak-banyak minum vitamin C dan madu ya :P

Oh dan masih soal laporan. Kita memang dianugerahi oleh bermacam tools dari social media. Kalau Facebook mah enak, tools buat bikin laporannya udah kece. Tapi kalau Twitter, alamak yang akurat musti berbayar dan nggak semua klien setuju untuk pakai tools ini. Jadilah kalau ada permintaan klien yang mendetail kayak "Tolong peserta kuis dan tweet-nya diarsipkan ya" dan kamu udah ngubek-ngubek mana tools paling akurat tapi hasilnya nihil. Alhasil kamu harus merekap laporan kuis secara manual setiap hari selama (mungkin) seminggu. Modyar kan :') iya ini curhat kok

Memang sih, kerjanya di ahensi yang bawaannya santai. Bisa masuk kapan aja, asal kerjaan beres. Tapi percayalah bahwa pulang dari kantor jam sembilan malam, adalah pulang sore untuk anak social media. Makanya kalau liburan, dipake bener-bener buat tidur. Eh apa, social media ada liburnya? Nggak juga sih. Beberapa brand mengharuskan kita tetep meng-update dan melayani percakapan bahkan di hari libur. Jadi, walau nggak di kantor, tetep aja tuh yang namanya ngecek kerjaan dari gadget mah, wajib.

Belum lagi frustasi yang datang kalau follower yang dari bulan ke bulan segitu-gitu aja. Mention yang masuk cuma dari bot, atau reach postingan di Facebook nggak nyampe 1%. Duh, jangan tergiur untuk beli follower dan like deh. Karena buat apa beli dan angka melesat tapi interaksi nggak ada. Kalau mau joss mah, buat activity ini itu. Rayu kliennya untuk mau ngeluarin duit buat hore-hore di akun brand. Pasti lebih signifikan hasilnya ;)

Ah masa nggak ada yang enak jadi anak social media? Tentu banyak dong. Sini deh dibisikin.
Pertama, kamu bakal kerja di agency (atau disebut juga "ahensi") yang isinya rata-rata orang keren semua. Ke kantor boleh pakai kaus dan celana pendek, boleh pakai sendal jepit pula. Yah walaupun kalau ketemu klien tetap harus rapi paripurna dong.

Terus belum lagi kalah klienmu jadi sponsor acara yang kamu suka, konser misalnya atau meet and greet dengan artis favorit. Terus kamu disuruh bertugas untuk livetweet atau ketemu langsung artisnya. Waduh ini sih namanya rejeki nomplok! Udah dibayarin hore-hore, ketemu artis, transportasi ke sana juga dibayarin, makan ditalangin. Lengkap sudah hidup :')

Psst, nggak kalah menarik juga, gaji di ladang social media ini menggiurkan sekali lho. Masih belum banyak orang yang bisa, lapangan pekerjaan masih sangat mudah didapat, bisa belajar dengan cepat pula, terus gajinya bisa buat mejeng di Starbucks tiap hari dan masih ada sisa buat nabung deh. Enak kan. Ya 11-12 lah sama kerjaannya yang juga menguras hidup kamu. Hihihi.

Terus kan banyak yang bilang anak social media itu gaulnya sama anak keren semua, tahu isu paling hot, dan sering nongkrong di tempat paling hits. Ya gimana nggak, lah emang kerjaannya di situ. Ke tempat hits juga biasanya buat livetweet atau meeting. Ketemu orang keren juga memang kerja bareng sama mereka. Tahu isu paling hot mah wajib. Karena anak social media harus up-to-date demi pedekate ke audience lancar jaya.

Apalagi ya yang enaknya?
Eh ini. Keahlian kepo kamu sangat digunakan di sini. Jadi untuk kamu yang hobi stalking mantan sampe bisa nemu alamat rumah gebetan baru si mantan kamu. Mungkin bakatnya bisa disalurkan jadi anak social media. Karena yang namanya ngelirik dan mempelajari strategi social media dari brand lain, butuh skill kepo yang lumayan mumpuni.

Udah deh, segitu aja. Jadi panjang kan :P
Kalau mau baca-baca soal social media, bisa ke kumpulan tulisanku di sini aja ya. Pertanyaan juga bisa mention aja ke @dinikopi. eh tapi karena aku bukan senior, jadi aku akan jawab sepengalaman aku aja ya. Kalau nggak tahu ya dimaafkan, namanya juga masih belajar.

Satu hal yang perlu kamu ketahui di social media: nggak ada yang namanya social media expertise di bidang ini. Karena social media terus bergerak dinamis. Social media terus berubah, dan kita akan terus belajar mengikuti perkembangannya.

Gambar dari sini


Good luck! :)

-- hit me on @dinikopi

2 komentar:

Itu sih kata @dinikopi, menurut kamu?