Rabu, 10 November 2010

Good Lover and Best Friend

No comments    
categories: 
Mungkin ada perbedaan tipis antara menjadi pasangan seumur hidup dengan teman seumur hidup.

Saya dan teman saya sepakat bahwa setiap orang butuh seseorang untuk berbicara, untuk sekedar berbagi, ataupun untuk saling mengatakan “hai, apa kabarmu hari ini?”. Namun, kita sendiri juga tahu, sangat jarang orang yang benar-benar cocok dengan jalan berpikir yang kita pilih. Bahkan mungkin hanya ada satu orang yang benar-benar pantas disebut “soulmate”, belahan jiwa dalam hidup kita. Orang itu mungkin saja ibumu, sahabatmu, atau bahkan kakekmu sendiri. Saya mengambil kesimpulan bahwa orang inilah yang akan menjadi teman seumur hidupmu. Mengapa seumur hidup? Karena hanya dia lah yang memahami cara berpikirmu, baik atau buruk, dan menyesuaikan diri dengan itu, selamanya. Catat itu, selamanya...

Lalu apa pasangan hidup? Secara teknis, pasangan hidup adalah orang yang akan kau nikahi. Seseorang yang berlabel istri atau suami mu. Seseorang yang secara status, legal menemanimu kemana pun kau melangkah.

Pertanyaan selanjutnya bisa menjadi kompleks, apakah pasangan hidupmu bisa menjadi teman seumur hidupmu? Begitu juga kah sebaliknya? Well, jawabannya bisa sangat plural, sangat membingungkan, sangat teknis. Menjadi pasangan hidup hanya perlu pelegalan status. Namun menjadi teman seumur hidup memerlukan waktu tak berkesudahan hanya untuk mendapatkan status teman ini. Pasangan hidup belum tentu teman seumur hidup kita. Walau terbuka lebar kesempatan untuk itu.



Saya sendiri menganut paham dan keinginan untuk memiliki pasangan hidup yang juga teman seumur hidup saya. Karena apa jadinya bila tidak? Saya mungkin hanya menjadi teman pelengkap suami saya di rumah, namun tidak benar-benar diajak ikut masuk ke dalam hidupnya, ke dalam pikirannya. Saya mungkin saja tidak tahu apa keinginan terdalamnya, juga tidak memahaminya secara menyeluruh. Bahasa kasarnya, saya bisa saja dijadikan “pelayan” dia di rumah, bukan teman mengobrol, bukan orang yang bisa terkoneksi dengan pengalaman dan pemikirannya. Serius nih, saya gak mau itu terjadi.

Lalu bagaimana untuk mengantisipasi hal tersebut? Well, dalam kacamata saya, ya cari orang yang benar-benar mengerti dengan jalan pikiranmu untuk dinikahi, atau setidaknya untuk diangkat jadi pacar. Kalau pacaran/nikah hanya karena dia baik, well semua orang juga baik. Kalau pacaran/nikah hanya karena dia rajin di dapur dan bisa mengurusi rumah tangga, well cari aja pembantu. Kalau pacaran/nikah hanya karena dia pinter, well cari aja profesor. Kalau pacaran/nikah hanya karena keluarga kita suka sama orang itu, well suruh aja mereka yang nikah. Kalau pacaran/nikah hanya karena nyari yang bisa sayang sama keluarga, well tetangga sebelah juga sayang sama keluarga kita.

Trus apa dong? Well, pacaran/nikah butuh lebih dari itu semua. Mungkin ada berlembar-lembar halaman yg menuliskan alasan kenapa orang tersebut pantas untuk diangkat jadi pacar atau pasangan hidup. Di dalam daftar saya, orang itu harus satu visi dan misi dengan saya. Setidaknya dia mengerti apa yang saya kerjakan, bicarakan, dan merasa tertarik dengannya. Yang terpenting sih ya harus ada rasa lebih dulu, well saya tidak membahas cinta disini, saya membahas beberapa faktor selain cinta.

Singkatnya, dalam versi saya, carilah pasangan hidup yang bisa menjadi teman seumur hidup. Karena menikah tidak hanya perkara tinggal di satu atap yang sama, ini adalah perkara mengarungi hidup berdua. Kalau beda pandangan hidup, beda tujuan, bagaimana mau lancar? Wah, makin berat tulisan saya.

Sekarang saya tanya, apakah pasangan mu sekarang, entah itu pacar/istri/suami/calon/gebetan, bisa kau jadikan teman seumur hidupmu? Yang bisa memahami mu luar dalam juga merasa tertarik dengan duniamu? Selamat menjawab!

Seberapa pantaskah kau untuk ku tunggu
Seberapa hebatkah untuk ku banggakan
Cukap tangguhkah dirimu untuk selalu ku andalkan
Mampukah kau bertahan dengan hidupku yang malang
Sanggupkah kau meyakinkan ku disaaat aku bimbang

0 respon:

Posting Komentar

Itu sih kata @dinikopi, menurut kamu?