Selasa, 06 Agustus 2013

Childish Vs Mature Relationship

2 comments    
categories: 
Hubungan itu punya banyak fase.

Menurut saya, ada perbedaan yang jelas antara pacaran ABG sama hubungan yang udah dewasa.
Pacaran ala ABG itu ya jelas yang masih mementingkan luapan emosi semata. Kamu dan pasangan cenderung bermanja setiap hari, mengumbar kata cinta dan janji manis untuk selamanya, menaruh pikiran soal pacar diatas segala hal, dan cenderung posesif. Fase ini biasanya dimulai dari ketertarikan fisik atau sekedar crush selewat.
Gambar dari : http://weheartit.com/entry/69483257/via/dinikopi

Pada masa ini, kita nggak terlalu mikirin kita ke depannya bakal gimana sama pasangan. Yang ada cuma menikmati hari ini dan sepanjang-panjangnya setahun ke depan. Logika hanya dipakai sekian persen atau tidak sama sekali. Pokoknya prinsip “Gue cinta sama lo, lo juga harus cinta sama gue.” dan “Gue mau berkorban untuk lo, lo juga musti gitu ya.” masih terpatri erat.

Beda sama hubungan yang udah dewasa. Pada fase ini, biasanya kamu menyeleksi pasanganmu sebelum resmi pacaran (atau bahkan tunangan). Kamu benar-benar meneliti bibit bebet bobot si dia. Mencocokkan sifat pasangan dengan sifat kamu sendiri, dan berpikir apakah ke depannya beberapa masalah bisa diminimalisir dari toleransi atau nggak. Dengan pasangan, kamu udah mantep mau nikah (walaupun masalah waktu, bisa beragam keputusannya).

Di hubungan yang sudah dewasa, kamu dengan yakin bisa menggelar desain hidup kamu selama minimal lima tahun ke depan dengannya. Lalu kalian mulai berkompromi soal pewujudannya. Mana yang harus diprioritaskan dan bagian apa yang harus dieliminasi. Dengannya, tabungan masa depan harus udah ada. Duh, disini logika jalan banget deh. Soalnya menyangkut kesejahteraan hidup untuk masa depan.

Dalam hal menangani masalah juga kelihatan banget kok perbedaannya. Di cinta ala ABG, kalo cekcok pasti pada mikir “Dia kok bisanya ngomong kayak gitu sih? Pasti dia udah nggak sayang lagi sama gue. Padahal selama ini kan gue udah menaruh semua cinta ke dia. Dunia ini nggak adil!”. Sedangkan di hubungan yang udah pake logika, saat masalah datang, yang ada hanya senyuman di bibir yang menandakan “Nah, disini hubungan kita lagi diuji untuk lebih kuat dari sebelumnya. Mana yang bisa ditolerir ya? Sehabis itu, ajak ngobrolin solusi dengan kepala dingin ah.”


See, banyak banget beda antara cinta ala ABG yang masih fluktuatif dengan cinta yang udah mantep mau dibawa ke jenjang yang lebih serius. Kita semua pasti akan merasakan keduanya kok, atas nama pembelajaran hidup. Yang terpenting sih, kita selalu bisa belajar dari hubungan yang sedang kita jalin dengan pasangan ya. ;)

-- hit me on @dinikopi

2 komentar:

  1. hhmm...
    Mengedepankan logika? hhmmm, susah jelasinnya tapi ada jenis logika lain selain yang diceritakan Dini di atas, ah nanti lah kalo udah saatnya you'll know what kind of logics you should have in a marriage... happy growing..!! :)

    BalasHapus
  2. hai dini :)
    nama kita sama loh..
    tulisan2 lw gw suka sampe gw g ngerjain kerjaan kantor gw hari ini..hehehhe :D

    BalasHapus

Itu sih kata @dinikopi, menurut kamu?