Kamis, 26 April 2012

Setara itu SERU!

4 comments    
categories: 
Beberapa waktu lalu, karena kebiasaan dengerin radio pagi-pagi, saya berhasil nguping obrolan penyiar tentang "Mentang-mentang". Eh kalimat barusan berima ya? Oke, abaikan. Jadi si penyiar lagi ngobrolin soal kasus yang lagi rame dibicarain orang. Ceritanya ada salah satu anggota DPR yang merokok di non-smoking room di Anomali Coffee. Pas ditegur sama si pelayannya, anggota DPR itu malah merespon secara berlebihan. Ia membentak si waiter sambil ngomong "Kamu nggak tahu ya, siapa saya? Saya itu anggota DPR. Cuma SBY yang bisa larang saya merokok!"

Kelanjutan ceritanya bisa ditebak. Karena skandal ini merebak dan dikomentari oleh sejagad Twitter dan media lainnya. Setelah nguping pembicaraan penyiar tadi, saya jadi mikir. Merenung gitu. Kok kayaknya ada yang salah sama ucapan si anggota DPR tadi, terkait ke kebiasaan/tradisi orang Indonesia.

Nyadar nggak sih kamu, kalo adat "mentang-mentang" ini mungkin saja kebawa dari tradisi senior-junior. Saat sekolah dulu, kita diajarkan ada yang namanya tingkatan kelas. Nah kaena kita orang Timur, dari kecil sudah ditekankan untuk meghormati yag lebih tua. Jadilah ada yang namanya menghormati senior. Entah senior kelas, guru, atau orangtua. Menghormati ini lama kelamaan jadi agak menyimpang esensinya. Karena disalahartikan sebagai "senior selalu benar", "nggak boleh nentang senior", "harus tunduk sama senior", "apapun yang senior katakan, kamu harus diam dan kerjakan". Ckckck

Saya dulu nggak begitu ngeh. Sampai kena beberapa masalah dengan senior di SMA. Ya, familiar sama yang namanya pelantikan organisasi kan? Disitu saya bukannya dapet ilmu soal organisasi, tapi lebih banyak soal "kita harus diam dan menunduk saat senior bicara" dan kebebasan berpendapat saya dikekang. Mulai dari situ saya merasa aneh. Saya tahu, seharusnya nggak kayak gini. Tapi bergitu saya menyatakan pendapat ini, saya dicap songong, nyolot, aneh, dan mulai dijauhi.

Gambar dari : http://weheartit.com/entry/25325506
Beranjak ke kuliah, saya mulai mengenal apa yang namanya egaliter. Di salah satu organisasi kampus, saya diperlihatkan bagaimana serunya sebuah organisasi kalau egaliter diterapkan. Di organisasi itu, masih ada omongan "Kak", tapi semua orang bebas untuk menyebut dirinya "gw", "saya", atau "aku". Sebebasnya mereka. Tak sampai disitu, saat "senior" kita melakukan kesalahan, alpa, atau khilaf, kita dengan bebasnya bisa menegur mereka. Dan abis itu bisa balik ketawa ngakak lagi. No drama lah.

Lanjut sampai organisasi luar kampus saya pun mengajarkan hal yang serupa. Saya mulai belajar esensi HAM. Saya belajar kalau setiap orang punya suara dan tak boleh dikekang kebebasannya. Saya mulai memahami, siapapun senior diatas kita, dia nggak bisa berlaku semena-mena. Karena prinsipnya adalah menghargai antar manusia. Bukan junior-senior.

Makanya, sekarang saya masih nggak ngerti sama organisasi yang masih menerapkan pelantikan yang jadi ajang ngomelin junior, bentak-bentakan, junior yang masih aja segan untuk mengungkapkan pendapatnya ke orang diatsnya. Kayak pengen nepuk bahu mereka trus bilang "You should be fair to everyone, without differentiate their class"

Gambar dari : http://weheartit.com/entry/13301634
Banyak "senior" yang memakai dalil gencet-gencetan ini akan memperkuat mental, latihan untuk dunia kuliah/kerja nanti. Surprisely, sampai sekarang saya nggak menemukan gencetan itu ada yang berguna di dunia kuliah atau kantor saya. Ckckck

Jadi buat para junior di muka bumi ini *halah bahasanya*, bisa lah yaa untuk terbiasa nyaman mengeluarkan pendapatmu di depan senior/orang yang lebih tua. Penyampaian argumennya, pastikan sopan :) Untuk yang senior di jagad raya ini, bisa mulai biasakan mengormati siapapun sebagai manusia seutuhnya. Manusia seutuhnya akan lebih senang jika dihargai lho :)

Gambar dari : http://weheartit.com/entry/9019541


-- hit me on @dinikopi

4 komentar:

  1. Iya, setuju banget kak. "mentang - mentang". Dan organisasi tanpa senioritas itu bener - bener asik.

    BalasHapus
  2. Eh di bonlap masih ada gencet gencetan junior gitu nggak sih?

    BalasHapus
  3. Wah,nggak ngerti juga deh kak. nggak terlalu ngamatin. Tapi organisasi aku sih gak terlalu main senioritas. sesuai organisasi dan karakter orangnya mungkin yaa.

    BalasHapus
  4. Iyaa mungkin, kalo kayak pramuka atau paskibra kan biasanya kuat banget :3

    BalasHapus

Itu sih kata @dinikopi, menurut kamu?