Senin, 29 Oktober 2012

Kadang Lelaki pun Ngobrol

Gambar dari : calderclark.com


“Sayang, fotoin aku dulu dong!” Riani menyerahkan ponselnya dan langsung berpose dengan mulut mengerucut dan dengan sebelah tangan, ia mengembangkan rambut. Aku hanya bisa menggelengkan kepala heran sambil membidik kamera.

Tanpa mengucapkan terima kasih, pacarku itu langsung meraih ponsel dan sibuk mengetikkan sesuatu. Paling-paling update Foursquare, Path, atau apa itu yang sedang trend? Twitter. Ah aku tak mengerti kebiasaannya “laporan” pada social media.

Kami memang sudah sampai di salon langganan Riani, katanya ia ingin creambath dan pijit. Rutinitas seminggu sekali yang musti kami jalankan dengan hati riang Riani, serta setumpuk game di tablet bekalku menunggunya. Dan oh, jangan tanya lagi, Riani tak mau ke salon kalau bukan aku yang mengantar.

 Sambil mengambil kursi paling pojok favorit, jemariku langsung menari cepat untuk menyelesaikan game Punch Hero yang belum tuntas tadi malam. Aku begitu larut dalam permainan tinju ini sampai-sampai terlonjak saat seseorang menyeletuk.

“Ah, padahal sedikit lagi menang tuh. Coba pukulan keatas berkali-kali deh”

Seorang lelaki seusiaku menyeringai lantaran ketahuan memelototi permainanku dari tadi.

“Tio. Bosen ya nungguin pacar nyalon mulu,” katanya menyodorkan tangan untuk berjabat tangan. Aku membalas ulurannya.

“Yah cewek. Kalo nggak nyalon ya ngomongin orang alias gosip,” timpalku sambil tersenyum samar. Senang rasanya mendapat teman “seperjuangan”. Tio memutar bola matanya.

“Bener, dan mereka malah bangga kalo diajak gosip. Udah gitu kalo kita main PES dimarahin, tapi mereka nggak mau dilarang gosip seharian,” ujarnya berapi-api.

“Emang mendingan diturutin aja deh, hehehe,” aku mencoba berseloroh.

“Terus kalo ngajak jalan, dandannya bisa lama banget. Nggak ditungguin nanti ngambek. Ditungguin ya makan ati juga. Enak lo ya bawa Tab, setidaknya nggak bosen,” ia terus melanjutkan kata-katanya tanpa jeda. Tanpa memberiku kesempatan menimpali.

“Kayaknya cewek gue naksir sama salon ini deh sejak beberapa hari yang lalu kesini. Rasa-rasanya sih bakal jadi rutin nih. Siap-siap aja kali ya, gue.” Tak habis disitu, Tio melanjutkan kalimat bernada kejengkelan yang sama tanpa habis.

Aku hanya bisa mengangguk dan tersenyum sesekali. Ah, ternyata tidak cuma perempuan yang doyan ngomongin orang, laki-laki juga. Doyan ngobrol. Doyan gosip. Ternyata kami saja ya.

Sambil mencoba mengabaikan ocehannya, aku mereplay Punch Hero lagi.



-- hit me on @dinikopi

1 komentar:

Itu sih kata @dinikopi, menurut kamu?