Kamu Ekstrovert?

Jadi pacar saya kemarin sempet nulis soal Introvert disini. Agak kecolek sih saya untuk buat postingan soal ekstrovert. Soalnya bisa dibilang saya ektrovert garis keras. Dalam beberapa kali tes di waktu yang berbeda, dalam skala nilai 0-20, kadar ekstrovert saya berkisar antara 18 sampai dengan 20. Ngeri banget emang.

Gambar dari : http://weheartit.com/entry/69482656/via/dinikopi

Tapi percayalah, jadi ekstrovert itu banyak serunya #ciegitu
Coba kita kupas satu-satu



Perbedaan Introvert dan Ekstrovert
Ada yang bilang, perbedaan dari dua kepribadian ini adalah si introvert pendiam, si ekstrovert cerewet. Beberapa percaya letak perbedaannya di cara bergaul. Tapi menurut saya, letak perbedaan dasar antara introvert dan ekstrovert adalah cara mereka mengambil energi.

Introvert mengambil energi dari lingkungan (diri) sendiri.
Ekstrovert mengambil energi dari lingkungan di luar dirinya sendiri.

Sesederhana itu. Jadi introvert bakal ngerasa bersemangat kalau diberikan banyak waktu untuk merenung, menghabiskan waktu sendiri atau bersama orang kepercayaan mereka. Sedangkan ekstrovert musti pecicilan mengunjungi tempat-tempat ramai ala festival dan bertemu orang baru untuk mengisi semangat mereka.

Ini berlaku juga sebaliknya. Seorang introvert bakal merasa tenaganya habis jika dipaksa terus menerus ada di tempat ramai dan harus bersosialisasi dengan orang baru tanpa jeda. Mereka butuh waktu me-time di antara kegiatan "riweuh" itu. Berbeda dengan ekstrovert yang justru bakal merasa tersiksa kalau disuruh diem aja di rumah. Menurut kami, nggak kelayapan adalah seburuk-buruknya hukuman.

Kelebihan Ekstrovert
1. Ekstrovert itu pasti pribadi yang supel. Nggak akan canggung kalo ketemu orang baru. Malah dia akan jadi orang pertama yang menyambut lingkungan baru dengan sumringah. Di beberapa forum atau pertemuan, ekstrovert pasti kerjaannya ngider dan kenalan sama (hampir) semua orang. Makanya nggak salah kalau kami punya banyak teman di sana-sini.

2. Ngobrol sama orang (via kanal apapun) adalah salah satu cara andalan orang ekstrovert untuk menggali ide. Berbeda dengan introvert yang bisa dapet pencerahan kalau dikasih waktu mikir sendirian. Kami para ekstrovert bakal cari orang untuk diajak ngobrol tentang suatu ide atau saat mencari gagasan. Kalopun nggak bisa ngobrol langsung, kami biasanya dengan senang hati blogwalking, browsing, atau random nonton TV. Kami suka diskusi dan tiap obrolan pasti membawa seorang ekstrovert ke satu gagasan baru.

3. Pembicara yang handal udah jadi ciri ekstrovert. Kami bisa tuh ditodong untuk mengemukakan pendapat tentang suatu topik padahal baru baca kontennya 10 menit yang lalu. Ekstrovert punya bakat alami untuk mengembangkan satu pikiran utama jadi kata-kata pengembang yang melengkapi gagasan. Selalu andalkan ekstrovert lah untuk urusan ngomong di last minutes, misalnya di presentasi kelompok untuk tugas kuliah. Pasti hasilnya kece.

4. Menyukai hubungan fisik daripada psikis. Kami senang menyentuh. Maksudnya, dalam bergaul, biasanya ekstrovert senang berekspresi dengan anggota badannya. Seperti menepuk punggung, mencubit, memberikan toss, atau berjabat tangan. Dalam pacaran, biasanya ekstrovert nggak sungkan untuk menyentuh tanganmu atau mengelus lenganmu saat mengbrol. Bagi kami, menyentuh itu kayak menyalurkan energi positif. Itu artinya kami mendengarkan, kami menyimak, dan kami peduli :)


Kelemahan Ekstrovert
1. Cerewet! Kami tuh bisa jadi orang yang cerewet setengah mati. Biasanya kalo ngomong, embel-embelnya bisa jadi sangat banyak. Sampe-sampe kalo kamu orang yang menyukai efisiensi kata dalam gagasan, ngobrol sama orang ekstrovert akan membuat kamu ngecap kami sebagai orang yang bertele-tele.

2. Ekstrovert punya kebiasaan buruk untuk berpikir saat bicara. Jadi kecepatan bicara sama berpikirnya cenderung sama. Bahkan kadang-kadang ngomong dulu baru dipikir itu bener apa nggak. Bahaya banget emang nih kalo topiknya krusial mah.

3. Beberapa dari mereka yang mengedepankan "aksi daripada omongan" akan gampang mengecap ekstrovert PHP. Padahal nggak gitu sih. Kami cuma seneng ngomong dulu baru dilakuin belakangan. Dengan diomongin duluan, itu jadi semangat kita untuk mewujudkannya dalam aksi. Tapi pasti dilakuin kok :')

4. Karena banyak ngomong dan kenal banyak orang, ekstrovert cenderung dicap sombong. Padahal mah ya anaknya emang suka ngider aja.

Menghadapai Ekstrovert

Gambar dari Tumblr

1. Hargai kebebasan mereka. Kebebasan untuk berteman apalagi. Biarkan mereka punya banyak teman.
2. Puji mereka di ranah publik. Beri mereka banyak pengakuan dan perhatian.
3. Terima dan beri semangat pada apa-apa yang mereka minati
4. Izinkan mereka untuk mengeksplorasi dan membicarakan suatu hal. Kalo lagi antusias, jangan distop.
5. Kejutkan mereka dengan pikiranmu.
6. Pahami saat mereka sedang sibuk. Jangan dikekang untuk beraktifitas euy.
7. Biarkan mereka menyelami suatu hal.
8. Berikan mereka pilihan tentang suatu topik yang lagi diobrolin.
9. Coba berkomunikasi secara fisik dan verbal dengan mereka. We love to be touched!
10. Biarkan mereka jadi pusat perhatian. Jangan taruh mereka di belakang layar lah gitu.

Pada Akhirnya...
Jadi ekstrovert ataupun introvert itu menurut saya sih soal pembiasaan kita terhadap diri sendiri. Kayaknya nggak ada tuh ekstrovert atau introvert dari gen. Kepribadian ini bisa diasah. Kalau kamu introvert, kamu bisa luwes kayak orang ekstrovert kok. Begitu juga ekstrovert yang bisa tiba-tiba bisa ngerasa capek harus ketemu orang baru melulu. Ini soal pembiasaan. Mana yang menurut kamu baik untuk situasi yang kamu hadapi, ya jadilah kepribadian itu.

Jadi kalau kamu, ekstrovert atau introvert? :)


-- hit me on @dinikopi