Selasa, 10 Desember 2013

Jatuh Cinta di Solo

1 comment    
categories: 
Kata orang, melantaskan perjalanan dengan pasangan bisa jadi prediksi bagaimana hubungan kamu akan berjalan nantinya. Jika diisi dengan hal-hal manis dan berakhir mulus, selamat kamu memilih orang tepat. Jika sebaliknya, cepatlah menjauh sebelum kamu menyia-nyiakan waktu bersama orang yang keliru.

Gambar dari :  http://weheartit.com/entry/87088998
Namun, adakah liburan yang lebih manis daripada hari yang diisi dengan percakapan berkualitas di kota yang senyap. Tangan yang selalu mengait satu sama lain pada deru putaran ban motor, membelah kota di mana semua terasa lebih lambat daripada waktu seharusnya bergulir.

Di kota itu, kita bisa jadi siapapun yang kita mau. Dan alih-alih menjadi orang lain, kita memilih untuk jadi pasangan hidup. Dua puluh empat jam saling bertatap muka, dengan saling diam pun kita mencetuskan kata yang sama di benak. Menghabiskan malam larut di peraduan yang sama dengan pengalih distraksi di pangkuan kita, yang berakhir pada memaruh earphone demi menuntaskan sebuah maraton film.

Sepertinya daftar kesibukan kita tak pernah menyusut, seakan ada banyak cara menikmati tenangnya hidup di surga. Kursi beralaskan busa di tempat mencari pundi uangmu dulu, jadi saksi stamina kita yang sudah limbung tapi tak ayal meyerah pada birokrasi. Penjaga kios di sudut swalayan terbesar di sana, pernah tahu kita berdebat antara kacamata hitam berlensa oval atau yang berlensa bulat. Pemilik toko aksesoris di lantai atas, dengan sumringah merelakan sepasang koleksi cincinnya jadi penghias jari manis kita. Rintik hujan di malam minggu sempat melihat ekspresi bersyukurmu ketika aku dengan polosnya kegirangan meneguk segelas susu yang katanya melegenda itu. Segenap penduduk kota pun, seakan mempersilakan kita untuk menyicipi sarapan dengan makanan khas di gelaran tikar.

Rasanya tepat, ada di kota yang sempat membuatku jatuh cinta dengan orang yang (pada sejarahnya) tak sengaja membuatku jatuh cinta. Sempatkan waktu untuk menghirup aliran udara yang  dengan lancarnya masuk ke dalam saluran napasmu, tanpa penghalang, tanpa beban. Seringan hati yang tak ayal melambung tinggi dihadiahi seulas senyum yang tak bosan-bosannya kau lontarkan. Rasanya, genap.

Tak ada yang lebih menenangkan daripada pulang ke atap yang sama bersama orang yang paling dicinta. Dan saat perjalanan berakhir, ada sebuah kekosongan yang menggerogoti hati melihat jalan kita sementara berpisah. Namun, bukan lagi kehampaan jika akhirnya mengetahui siapa yang pantas untuk tinggal di sisa hidup kita.

Di peraduan Solo, aku semakin jatuh cinta padamu.

-- hit me on @dinikopi

1 komentar:

Itu sih kata @dinikopi, menurut kamu?