Rabu, 22 Desember 2010

Milik Bersama

Belakangan ini saya sedang getol mengurusi Summer Course. Saya sedang mendaftar tiga program Summer Course untuk tahun depan. Dua di US, satu di Canada. Jadinya lah saya selain disibuki dengan tugas kuliah, kerjaan, juga diselingi aktivitas mengejar dosen, menunggui dosen yang tak kunjung datang di ruangannya, bolak balik kampus A-kampus B untuk mengurus surat-surat, dan yang paling penting adalah merayu dosen untuk membuatkan saya surat rekomendasi.

Namanya surat rekomendasi, ya seharusnya, idealnya ditulis secara pribadi berisikan tentang apa yang beliau ketahui tentang mahasiswanya itu. Tapi yang saya alami, dari tiga dosen yang saya mintai surat rekomendasi, hanya satu yang bersedia menulis secara pribadi. Selebihnya, saya yang membuatkan dan mereka membaca, jika setuju langsung tanda tangan. Oke, memang lebih enak seperti itu, secara saya bisa mengeset sendiri apa yang ditulis di surat rekomendasi, jadilah saya menulis surat semanis dan sedeskriptif mungkin. Namun, dilain sisi saya sedikit kecewa, terselip pikiran bahwa dosen tersebut tidak mengenal saya secara baik, sehingga tidak bisa menceritakan tentang kemampuan saya di surat tersebut. Ya, mudah mudahan dengan adanya ini, saya bisa lebih dikenal lagi oleh dosen, hihihi.

Seperti yang saya ceritain diatas, ada satu dosen, yang bersedia menulis sendiri surat rekomendasinya. Wew, saya kaget banget sekaligus feeling excited. Mungkin karena dia udah ngajar saya sejak tahun pertama kuliah kali yaa, jadi lumayan kenal saya.


Beliau minta dikirimi beberapa dokumen tentang detail program serta Promotion Letter saya. Wah siap! tinggal serahin. Setelah itu, beliau minta ketemu saya lagi, bilang kalo beliau bingung mau ngasih saya ngerekomendasiin saya apa gak. Sontak saya kaget. Telisik demi telisik, ternyata beliau bingung ngeliat Promotion Letter saya yang malah kebanyakan kegiatan sosialnya daripada penelitian eksak serta seminar teknologinya.

Ternyata dosen saya ini mikir, kan saya apply buat jurusan Global Environmental, jadi saya harus punya latar belakang yang eksak banget. Harus juara penelitian ini lah, masuk lab beberapa kali, serta beberapa kualifikasi seorang peneliti lainnya. Padahal kan isu lingkungan bukan hanya milik anak eksak. Alanda Kariza saja yang jurusannya bisnis, tahun kemarin lolos seleksi untuk program ini. Apalagi saya yang eksak dan sosialnya nyampur. Justru kesempatannya lebih besar dong

Saya masih ngeliat arogansi kubu, seperti yang pernah saya tulis disini. Justru isu lingkungan global deket banget hubungannya sama ekonomi, politik, serta beberapa penjurusan sosial lainnya. Karena yang dibahas dalam Summer Course yang ini kan bukan bagaimana mentreatment si lingkungan di laboratorium, tapi di program lebih ditekankan isu kayak kebijakan poilitik US tentang lingkungan, keterkaitan ekonomi dengan lingkungan, memberdayakan masyarakat untuk mau menjaga lingkungan, jadi background saya yang aktivisme sarat antikorupsi sangat sangat terpakai disini. Sayang beliau belum melihat korelasinya.

Kalo isu lingkungan pengen dimiliki sama anak eksak aja, ya ga maju-maju dong. Karena kebijakannya kan masih perlu anak hukum, alur duitnya masih perlu anak ekonomi. Jadi ga bisa dipatok ini kerjaan gue, itu kerjaan lo.Saling memiliki suatu permasalahan lah, biar kalo rame-rame ngeberesin, bisa cepet kelar :)

By the way, saya sudah sangat siap sekali untuk Summer di Montana. Walaupun pacar saya nampaknya gak bisa ikut tahun ini, tapi tahun depan akan ikut bareng saya dengan jurusan New Media and Politic. Wuhuu, ini akan sangat menyenangkan, secara spesialisasi jurusan itu, terkait ke Jurnalistik. Saya yang notabene adalah penulis, pasti mupeng juga, hehe.





Guys, hope me pass this program yaa..
For five-six weeks in Montana, I'll tweet and blog routine to you, so we could learn together about Global Environmental :)

0 respon:

Posting Komentar

Itu sih kata @dinikopi, menurut kamu?