Blessed are the young, for they shall inherit the national debt (Herbert Hoover)
Namanya juga konser antikorupsi, pasti isinya gak cuma musik. Yup, kami disini juga menyuguhkan beberapa orasi dari para aktivis muda. Inilah bedanya konser SPEAK dengan konser-konser lain.
Acara dibuka dengan penampilan dari Pandji yang sangat memukau. Memukau disini dalam arti, sangat membakar semangat. Saya secara pribadi langsung diterpa oleh atmosfer antikorupsi dan nasionalisme. Karena lirik-lirik Pandji yang sanggup membuat kita tercengang, juga kalimat-kalimat provokatif yang ia teriakkan. Saat itu, memang suasana konser belum seramai pasar malam. Tapi, esensi konser antikorupsi justru disinilah yang paling kuat. Kami para panitia, walaupun dengan aktivitas yang mondar-mandir karena masih mempersiapkan beberapa bagian, tapi tetap terngiang-ngiang apa yang Pandji ucapkan. Saya sendiri beberapa kali sempat berdecak "anjrit, iya bener banget" saat Pandji berbicara tentang Polisi yang selalu ada di belakang rambu untuk menjebak kita para pengendara, bukannya di depan rambu untuk menolong kita mematuhi lalu lintas.
Selain itu, pembukaan yang manis, dilanjut oleh orasi dari J-Flow yang mencoba memadukan kata-kata bertenaga dengan rap berima senada. Wah, komplit banget deh, pembukaannya menohok sampai ulu hati.
Konser terus lanjut dengan performa dari band-band juga para orator. Secara umum, saya ngeliatnya, yang dateng ke konser ini (sepertinya) bukan anak muda yang sudah tercerahkan. Dalam arti, dalam kehidupan sehari-harinya, bahasa antikorupsi dan prinsip transparansi belum akrab. Makanya saya sangat senang karna para orator dan band-band tersebut dengan gencar menyuntikkan kedua perspektif tersebut. Apalagi MCnya yang sangat pintar mengolah kata-kata yang berat jadi santai banget, pokoknya anak mudanya sekental kuah kari kambing.
Selain itu, SPEAK juga menggelar games Lempar Gayus. Jadi salah satu anggota SPEAK memakai topeng Gayus dan membawa papan berisi foto Gayus yang bisa dilempati balon air. Selain itu, seorang tim SPEAK juga keliling untuk mengajak penonton menuliskan beberapa komentar serta harapannya terkait dengan korupsi lalu difoto. Persis seperti yang SPEAK lakukan di Mimbar Seribu Harapan, ini membuat penonton dapat terlibat langsung dalam pengemukakakn aspirasi anak muda tentang koupsi dan negeri tercinta nya.
Begitu sore mulai turun, para penonon mulai merapat sampai ke depan panggung. Wah saya seneng banget ngeliatnya, karena daritadi mereka hanya betah di pojok aja. Padahal pengisi panggung udah heboh kayak mau bagi sembako. Setelah front space terisi, mulailah atmosfer konser mulai membara. Memang oratornya dirapatkan di awal acara, jadi pas di tengah dan akhir hanya ada dua orasi. Sampai-sampai Alanda Kariza yang kebagian ngomong paling akhir sebelum band Kunci dan Superman is Dead kewalahan menghadapi outSIDer yang gak sabar SID main. Tapi yaa, mudah-mudahan apa yang orator sampaikan bisa terpatri di hati, setidaknya lewat di telinga para penonton.
Konser SPEAK ini didominasi oleh penggemar The Upstairs, PADI, dan pastinya Superman is Dead. Bahkan saat idola mereka manggung, panitia pun menarik beberapa perempuan dari barisan penonton, karena takut ada yang pingsan atau keinjek. Karena yaa, emang agak pecicilan si fans ini, gak salah SID minta pengawalan yang ketat banget.
Di konser ini, SPEAK membagikan banyak sekali merchandise seperti kaos, pin, sticker, buku, sampai rubber. Yah, moga bukunya dibaca dan sanggup memotivasi anak muda untuk terus berpikir kritis agar dapat mengawasi berbagai tindak korupsi di sekitarnya. Lalu berbagai label antikorupsi seperti kaos, pin, juga rubber membuat saya agak ngeri memakainya. Lho kok begitu? iya dong, kalo saya jalan pake rubber yang ada tulisannya "Bangkit! Lawan Korupsi" (seperti di gambar) atau pin "Tanpa Korupsi, Baru Indonesia" tapi saya masih aja nyalip jalur busway, minjem pulpen gak pake bilang, nyerobot antrian busway, nyebrang pas lampu lalu lintas masih hijau, atau bahkan ga berani kritis, mendingan dilepas label antikorupsi yang melekat di badan saya. Malu dong, ngakunya antikorupsi, tapi masih suka ngambil jalan pintas untuk menguntungkan diri sendiri.
Oiya, terima kasih banget sama volunteers! Kalo ga banyak ngerekrut volunteer, saya gak tau deh bakal sejebol apa pertahanan konser ini. Untungnya para volunteer yang tanggap, memperkuat barikade disamping dan di depan panggung. Mungkin di awal konser, belum ketauan secara visual apa yang dikerjakan oleh sekian banyaknya volunteer. Ada beberapa yang memang militan mengerjakan apa yang udah diminta, bahkan ada yang inisiatif bikin acara keliling sendiri yang makin memperamai konser. Namun ada juga yang keliatannya ga kerja, tapi pas konser mulai rame, kita sangat terbantu banget bangetan. Moga para volunteers bisa belajar bareng tentang transparansi dan antikorupsi. Sukur sukur bisa jadi SPEAK Active atau Agent :)
Konser musik antikorupsi dari SPEAK emang udah kelar. Tapi semangat kritis dan antikorupsi dari pemuda Indonesia jangan berhenti sampai sini dong! Ini baru permulaan dimana gerakan pemuda antikorupsi dilihat secara nasional. Kita buat yang lebih bagus dari ini lagi untuk menyebarkan prinsip antikorupsi ini lebih luas lagi. Saya yakin kok kalo penuda bisa. Seperti isi orasi Alanda Kariza, seorang KArtini aja bisa merubah bangsanya sendirian. Trus mengapa kita yang sudah dalam jumlah massive ini tidak bisa? Seharusnya efek dari gerakan kita bisa lebih dahsyat lagi. Tugas kita masih banyak, pemuda Indonesia. teruslah semangat!
0 respon:
Posting Komentar
Itu sih kata @dinikopi, menurut kamu?