Sabtu, 04 Desember 2010

Wondering

No comments    
categories: 
Suatu hari, saya emang lagi ada janji sama seorang teman untuk membicarakan sebuah proyek. Rencananya mau ketemuan di KFC Basmar sebelum dia ada jam les bahasa inggris. Tapi, karena saya gak tahu dimana lokasi tepatnya, tau KFC Basmar kayak apa juga gak, jadilah saya meraba jalan untuk sampai kesana,


Di sebuah metromini..
   Saya : bang, KFC Basmar ya, kalo udah nyampe bilang ya bang
   Si Abang : (mengangguk)
Saya duduk disamping seorang perempuan muda dengan pakaian lusuh dan agak kotor sambil mendekap sebuah bungkusan besar, dengan posisi hampir tertidur. Namun, mungkin suara saya membangunkannya
   Si Mbak : mau ngapain mbak ke KFC Basmar? (terlihat giginya yang kuning pekat)
   Saya : (bingung sambil memutar bola mata sebelum menjawab) hmm, mau kesana aja
   Si Mbak : Iya, emang ada apa disana?
   Saya : (tambah bingung) yaaaa, gak ada apa-apa (nada menggantung)
   Si Mbak : Emang mbak kerja disana?
   Saya : (menjawab dengan cepat) enggak
   Si Mbak : temen mbak kerja disana?
   Saya : (makin bingung) enggak juga
   Si Mbak : Lho ngapain mbak kesana, orang KFCnya belum jadi
   Saya : (kaget) ya kesana aja (nada bingung)
   Si Mbak : Iya ngapain?
   Saya : mau janjian sama temen (akhirnya jawab aja walaupun bingung)
   Si Mbak : oh, bilang kek mbak dari awal. Gak bakal saya ikutin kok
   Saya : (kaget beneran) haha, ya ampun mbak, saya gak mikir sampe situ kok (sambil tersenyum)

Pop up!
Sebuah perspektif nyelonong di otak saya. Kenapa perempuan ini mengira saya mencurigai dia yang macam-macam? Padahal saya membelit-belitkan jawaban karena saya emang bingung, kenapa dia sangat penasaran tentang alsasan saya ke KFC Basmar. Mana mungkin teman saya mengajak ke tempat yang belum jadi, haha. Lucu sekaligus bingung, makanya saya jadi agak ogah-ogahan jawabnya. Gak ada curiga sama sekali

Tapi mengapa perempuan yang memiliki rambut sebahu itu menarik asumsi sendiri tentang dirinya? Seperti belum apa-apa tapi udah merendahkan diri sendiri. Jujur saya langsung miris melihat kondisi ini. Maksud saya, oke secara fisik, perempuan di sebelah saya waktu itu memang bukan perempuan yang bersih dan menebarkan aroma parfum kelas atas serta posisi duduk yang tegak nan congak. Dia hanyalah perempuan biasa, perempuan yang mungkin dimarjinalkan masyarakat, hingga ia mengalienasikan dirinya sendiri secara otomatis

Ini juga baru asumsi saya lho..
Habisnya, melihat ia yang merendahkan dirinya sendiri, padahal dia masih pantas menerima perasangka baik dari lingkungannya. Saya jadi wondering, apakah dia diperlakukan sepantasnya oleh orang-orang, apakah ejekan sudah menjadi temannya, apa yang membuat dia seminder itu.

Sesampainya saya di KFC Basmar, saya meilhat sebuah bangunan luas dengan lampu kekuningan temaram serta bau ayam goreng. Tak ada tanda-tanda sedang dibangun, atau baru saja dibangun. Entahlah. Saya jadi wondering lagi, apakah mbak mbak tadi pernah merasakan ayam goreng KFC ini yang bisa dengan mudahnya saya beli tiap hari jika saya mau. Dengan perasaan bersyukur yang sangat mendalam serta empati yang tak terlukiskan, saya membuka pintu kaca KFC Basmar

Kamus mini
dimarjinalkan = dipinggirkan
mengalienasikan diri = mengasingkan diri

0 respon:

Posting Komentar

Itu sih kata @dinikopi, menurut kamu?