Next time you point a finger, i'll point you to the mirror
Saya memang bukan anak politik, apalagi anak hubungan internasional. Tapi dorongan naluri saya sebagai aktivis pluralisme dan multikulturalisme, ngebuat saya pengen nulis ini. Ohiya, saya juga bukan penggemar fanatik bola, bahkan saya tergolong orang yang gak peduli soal bola. Dalam arti tidak mengikuti. Tapi tetap, tulisan ini harus digoreskan.
Kemarin, seperti yang kita ketahui persis, final AFF diselenggarakan di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Indonesia. Banyak banget yang mengharap Indonesia menang untuk membuktikan bahwa Indonesia lah juaranya, bahwa Indonesia paling hebat diantara negara kontestan. Tapi walaupun saya gak suka bola, mau gak mau saya tetep ngikutin perkembangannya, karena media sangat gencar memblow up semua perkembangan. Sampai pada suatu saat, saya setuju dengan action partner saya, Ajie. Dia menulis beberapa tulisan yang bisa dilihat disini dan disitu.
Beberapa hari terakhir, sebelum dan setelah final AFF, banyak banget Trending Topic hasil karya Indonesia. Seperti HATE MALAYSIA, #iloveindonesia, Indonesians, Congratulation Malaysia, NURDIN TURUN, #thankyouriedl, dan masih banyak lagi. Trending Topic ini bertahan dalam waktu cukup lama. Ya, cukup memalukan.
Saya bukan berarti gak nasionalis. Justru karena saya cinta sama Indonesia, makanya saya bilang semua Trending Topic itu, didominasi oleh kata-kata yang menyudutkan negara lain, dalam kasus ini adalah Malaysia. Oke, saya tahu, negara itu pernah beberapa kali mencuri kebudayaan kita serta melakukan banyak kasus kekerasan pada TKI kita Dan juga mungkin kalo mau dilist, daftanya akan panjang. Ya, silahkan anak HI dilist, hahahaha..
Yap, Indonesia telah memenangkan pertandingan final AFF di GBK, tapi sekaligus kalah menjadi juara pertama AFF dan harus puas di posisi kedua. Dan balik ke Trending Topic tadi, saya rasa ada beberapa topik yang seharusnya tidak perlu dibuat. Trending Topic yang memojokkan negara orang lain. Do it like our country has been developed perfectly. Hey, admit it, we're developing. It means, our country isn't a perfect country tough.
Beberapa hari yang lalu juga saya dapat sms yang memperolok nama departemen di Malaysia. Bahasa Melayu yang mereka gunakan memang terdengar aneh di kuping kita para penduduk Indonesia. Dan di sms itu, jelas-jelas memprovokasi para penerimanya untuk menyebarkan sms olokan ini ke orang lain jika si penerima bangga akan Indonesia. Wth! I think, it's not a proud being Indonesian that youre spreading hate all over your network.
Saya bukan berarti mau sok suci, saya juga ga suka kalo ada negara lain yang menjelek-jelekkan Indonesia, apalagi memberi label yang gak benar. Makanya itu, menurut saya, kalo kita gak suka Indonesia dihina, balas itu semua dengan prestasi. Buktikan kalo bangsa Indonesia bisa punya pencapaian Internasional yang bermanfaat. Kalau gak suka Indonesia dibilang negara paling korup, yuk kita coba untuk ga korupsi mulai dari hal yang kecil. Mau tahu gimana caranya? coba baca postingan saya yang ini. Kalau gak suka Indonesia dicap negara yang bodoh dan terbelakang, hayuk kita menekuni bidang yang kita sukai dan banyak-banyak lah buat prestasi disitu. Kalau gak suka Indonesia dibilang negara yang gak mempertahankan budaya nya, hayuk kita lebih suka sama kue jajanan pasar daripada sama BreadTalk, dan masih banyak lagi sebenarnya yang bisa kita lakukan untuk mengangkat martabat Indonesia di mata Internasional dengan cara yang positif.
Membuat Trending Topic yang memprovokasi, menulis postingan blog yang memperlihatkan kelemahan negara orang lain, menertawakan Malaysia di obrolan kampus, gak akan bikin Indonesia lebih mulia dan suci. Ayo anak muda, mumpung kita masih muda nih, yuk sama-sama kita bangun Indonesia dari hal kecil. Kita ciptakan lingkungan yang positif, belajar bahasa Inggris sampai fasih, cetak prestasi internasional sebanyak-banyaknya, dan katakan "Damn, I Love Being Indonesian!"
0 respon:
Posting Komentar
Itu sih kata @dinikopi, menurut kamu?