Sabtu, 14 April 2012

Teenlit "Bermisi" Ala Sitta Karina

3 comments    
categories: 
Sejak SD saya sangat suka membaca. Genrenya beragam, mulai dari fiksi, non-fiksi, thriller, komedi, romansa, atau science-fiction. Pokoknya semua saya lahap.

Pertama kecanduan sama teenlit sejak akhir masa SD sampai sekarang! Bayangkan saya yang berumur 21 tahun masih membaca teenlit. Di rumah, saya memiliki beberapa novel teenlit yang saya koleksi. Mulai dari pengarang yang terkenal, pengarang yang hanya menerbitkan 1-2 novel, sampai pengarang high quality tapi karyanya belum dikenal luas oleh masyarakat.

Perkenalkan namanya adalah Sitta Karina. Saya mulai ngeh sama Sitta Karina sejak adik saya iseng beli salah satu dari novel trilogi Magical Seira. Di novel itu, imajinasi liar Sitta Karina sangat memikat saya. Mengagumi indahnya perpaduan dari cerita fantasi dengan cerita urban khas kota besar. Dari situ, saya mulai memburu semua novel sitta Karina. Mulai dari novel-novel Hanafiah, novel teenlit sampai kumpulan cerpen.

Sitta Karina ini adalah salah satu penulis teenlit (atau yang target pembaca masih remaja) yang menurut saya bukunya sangat dianjurkan untuk dibaca oleh anak muda jaman sekarang. Siapa bilang teenlit hanya menghadirkan angan-angan kosong, imajinasi tanpa realita, mengajarkan hedon, cerita antara si kaya dan si miskin yang tak berujung, ataupun hal-hal seperti itu. Teenlit karangan Sitta Karina berbeda!

Saya baru berhasil menemukan salah satu kumpulan cerita pendek Sitta Karina yang dibukukan dengan judul "Satu Hari Berani" di salah satu toko buku online (Duh cari buku yang ini susahnya minta ampun!). Cerita pendek yang sebagian besar pernah diterbitkan di CosmoGirl! ini dikemas dalam satu tema inti "anak muda yang berani". Berani mengubah lingkungannya, berani berbeda dari yang lain, berani untuk peka terhadap kehidupan sekitar, dan yang terpenting adalah berani mengatakan yang kita percaya.

Teenlit karangan Sitta Karina nggak melulu soal cinta yang alurnya mudah ditebak. Cerita karangan Sitta Karina selalu punya pesan moral. Dengan luwesnya, semua cerita Sitta Karina menngajak anak muda untuk mencintai Indonesia, nggak malu untuk punya prinsip, menanamkan bahwa manners adalah hal yang penting dan tak bisa ditukar/dibeli dengan uang, kejujuran, mengajak untuk berlaku baik lebih penting daripada hanya mementingkan outfit semata, dan masih banyak lagi. Melalui cerita-cerita Sitta Karina, anak muda diajak untuk punya prinsip, tahu yang mana salah dan benar, mencintai keluarga, dan kepercayaan diri.

Membaca cerita Sitta Karina di umur 21 tahun, membuat saya senyum-senyum sendiri dan selalu di akhir cerpen saya ngebatin "Adik saya yang amsih SMP musti baca ini!". Dengan membaca cerita Sitta Karina saya berani bilang bahwa nggak semua teenlit itu adalah cerita cinta picisan. Membaca cerita Sitta Karina saya merasa kaya, selalu ada pesan moral posiif yang dapat saya tarik di akhir kalimat. Saya menyebut Sitta Karina sebagai penulis teenlit "bermisi". Bermisi untuk menjadikan pikiran anak muda lebih berisi. Bravo!

Kan, mulai penasaran kan? Kamu boleh kok pinjam beberapa buku Sitta Karina saya untuk baca satu cerita aja dulu deh. Hati-hati ketagihan! Apalagi buku-buku Sitta Karina sekarang mulai susah dicari di toko buku. Hehehe...

-- hit me on @dinikopi

3 komentar:

Itu sih kata @dinikopi, menurut kamu?