Selasa, 11 Desember 2012

Bring Me Back My December

No comments    
categories: 
Ada saat dimana saya membatasi diri untuk mengeluh. Sebut saya sok suci, tapi mengeluh bisa saja terasa sebagai dosa besar pada waktunya.

Ada pula momen dimana saya sudah berusaha yang terbaik untuk menahan keluhan dalam hati, namun tampaknya dinding saya tak setebal itu. Sebendung helaan napas pun tak ayal lagi bocor sedikit demi sedikit dari mulut saya.

Mengeluh itu bukan dosa besar sih. Tapi memang dengan menegaskan kalimat negatif, saya mempercayai itu berarti membantu masalah tumbuh semakin besar dalam kepala kita. Kamu gitu juga nggak sih? Apa saya doang yang kayak gitu?

Ini adalah bulan Desember. Tiga puluh hari favorit saya. Bulan Desember biasanya mendatangkan semangat baru, perubahan positif, banjiran kasih sayang, dan kerumunan orang-orang yang saya cintai. Namun, memasuki hari ke sebelas, seulas awan kelabu masih menggelayut betah di atas kepala saya. Rasanya ada saja yang tak beres.  Saya ingin cepat-cepat ke tanggal tiga belas, tanggal dimana saya bisa merasakan sepercik saja harapan dan rangkulan hangat dari mereka yang peduli.

Gambar dari : http://pinterest.com/pin/269230883945449517/

Saya menginginkan secangkir besar cokelat panas yang diangsurkan oleh kekasih saya, kemudian kami akan duduk berdua dan berbincang berjam-jam dalam balutan selimut tebal. Jangan lupa, sebuah pesan singkat akan dikirimkan oleh ibu saya, berbunyi "Kakak udah makan?", yang akan saya balas "Sudah bu, makasih ya bu udah ngingetin" dengan titik dua dan kurung tutup di akhir kalimat.

That intimate that shows how I am being loved by my surrounded.


-- hit me on @dinikopi

0 respon:

Posting Komentar

Itu sih kata @dinikopi, menurut kamu?