Senin, 22 Februari 2010

Kontradiksi RPM Konten Ala Saya

No comments    
categories: 
belakangan ini saya tertarik dengan hashtag di twitter #tolakrpmkonten
lalu saya pun mulai mencari berbagai data yang berkaitan dengan kontradiksi RPM konten,
dan hasilnya justru mencengangkan saya..

setelah saya membaca pasal per pasal, serta ayat per ayat RPM tersebut,
juga menilik komentar dari beberapa ahli dan blogger,
menyimak suatu forum diskusi, tak ketinggalan interpretasi saya akan RPM itu,
tentu saja saya MENOLAK KERAS RPM konten !

maaf maaf saja,
tapi yah saya mungkin termasuk orang yang tak banyak berbicara (dalam makna lebih dalam)
di dunia nyata, saya lebih suka menulis dan mem-posting tulisan saya lewat blog atau
update status dan tweets..
dan jika RPM konten jadi disahkan, saya tak tahu bagaimana nasib "pengeluaran aspiras"
saya, lebih-lebih bagaimana nasib kebebasan berbicara dan berpendapat warga Indonesia,
sungguh sangat memilukan..
bisa saja zaman-zaman seperti Orde Baru muncul kembali,
waahhh saya sih benar-benar tidak mauuu...

jadi,saya pun "mengkampanyekan" untuk menolak RPM konten di Facebook maupun Twitter,
nah kebetulan teman saya (yang namanya dirahasiakan),
"menegur" secara halus perbuatan saya...

mengingatkan saya untuk tidak terlalu frontal dalam menolak RPM konten,
karena kasus RPM konten itu kan berkaitan dengan politik !
wew, sungguh saya makin terkejut..

bukan apa-apa,
saya melihat masalah ini dari kacamata seorang warga negara Indonesia dan mahasiswa,
dan melihat rekan saya sesama mahasiswa yang tak mau membahas suatu masalah
hanya karena masalah itu berkaitan dengan politik, benar-benar sangat mengherankan !

bukankah seharusnya dengan menyandang gelar mahasiswa, seseorang akan memiliki kepekaan
terhadap bangsanya sendiri?
bukankah bagi seorang mahasiswa, topik politik adalah isu yang perlu disimak dengan jeli?

inilah kontradiksi RPM konten ala saya

well, tapi sekali lagi saya harus mengingat kembali bahwa saya harus mengahrgai setiap
perbedaan pendapat yang ada di sekitar saya,
kalau begitu saya mungkin saja orang yang pasif dalam berinteraksi dengan orang lain
(dalam makana yang lebih dalam)

hufft...
RPM konten tetap saja mendapat label penolakan dalam hati saya,
tapi untuk hal-hal seperti ini, saya membebaskan orang untuk berpendapat,
seperti prinsip senior saya dalam berinteraksi dengan orang lain,
dia membedakan orang berdasarkan relasi humanis dengan relasi visioner..
nah mungkin saya dengan teman saya ini termasuk relasi humanis,
karena memang ada beberapa dalam visi saya agak berbeda dengan pandangannya,
dan pastinya saya tidak akan "ngotot" untuk menyatukan visi kami
: )

0 respon:

Posting Komentar

Itu sih kata @dinikopi, menurut kamu?