Minggu, 23 Mei 2010

Ini Tentang Usia

No comments    
categories: 
seorang sahabat saya akan melangsungkan pernikahan tahun depan
sebuah pernikahan yang saya rasa juga akan mengubah hidup saya
dalam arti, sebagai seorang sahabat,
pasti setelah dia menikah, tak akan ada lagi komunikasi se-intens ini
ataupun tak kan ada lagi telpon-telpon malam..
karena pastinya saya harus menjaga jarak..

ini merupakan hal yang sulit bagi saya..
bukan apa apa,
jangan berpikir ini soal cinta dan teman-temannya yang sejenis..
ini tentang memiliki seseorang yang sangat kita percayai untuk berbagi..

yap, benar..

saya seperti tidak bisa bercerita kecuali dengannya..
entah kenapa..
mungkin karena saya percaya dia hidup dan mati
saya percaya kalau dia selalu ada di belakang saya untuk men-support saya
apapun masalahnya..

oke, itu masalah pertama yang akan saya hadapi

masalah berikutnya adalah,
dia akan menikahi seseorang yang genap berumur 18 tahun saat pernikahan dilangsungkan
WAW !
ini baru berita..

ini bukan tentang masalah apakah dia anak kecil atau tidak,
tapi ini tentang kemapanan usia..
bukan berarti saya menilai si perempuan ini tidak dewasa
tapi bukankah seiring dengan bertambahnya usia, semakin
matang pola pikir seseorang?
yah walaupun ada beberapa orang yang makin besar,
malah makin ada ada saja tingkahnya..

tapi saya berbicara dengan manusia normal yang mengikuti perkembangan seharusnya
dan saya yakin jika si perempuan ini lebih mapan usianya,
dia mampu lebih dewasa dan lebih menakjubkan dari ini

ini semua berawal dari satu janji bodoh yg saya lontarkan
dan juga kebodohan teman saya sendiri
teman saya adalah tipe 'gak sabaran' dalam menjalani hubungan
dia akan langsung menawarkan pernikahan pada pacarnya
itu sudah berlangsung pada beberapa orang
jadi ini kebiasaan jeleknya..
dan karena saya kesal,
saya pernah melontarkan tantangan, kalau saya mau lihat dia kali ini
komitmen pada satu orang dan jangan pindah pindah lagi
dengan polos dan tak memikirkan ke depannya, sang sahabat
pun mengiyakan tantangan saya dengan antusias,
saya pada saat itu membatin "well, let's see!"

dan sekarang lah imbasnya..
dia sudah tak bisa lagi meng-cancel apa yang pernah dia tawarkan pada
si perempuan ini..
jadi mau tak mau dia harus menikahinya tahun depan.

mengapa tahun depan?
mengapa tak tunda sampai beberapa tahun sampai si perempuan mapan?
well, ini masih menjadi pertanyaan yang saya rasa, saya tak puas dengan jawabannya..

jujur, saya dalam hati berkata "BUKAN INI" terhadap hubungan mereka..
dalam arti, entah kenapa saya rasa mereka tak benar-benar klop..
saya bukan cemburu, apalagi iri..
saya hanya akan menjadi sahabatnya..
dan saya hanya mau bersahabat..

tapi saya tak pernah lagi bilang kepada sahabat saya tentang kejanggalan ini,
biarlah mereka mengurusi hubungan mereka sendiri..
saya hanya orang luar yang sangat peduli dengan sahabat saya..
urusan pilihan, saya serahkan kepada mereka..

tapi saya tak mau melihat sahabat saya sedih atau kecewa bahkan sampai tak bahagia nantinya
saya mau melihat dia bahagia..
saya hanya ingin melihat dia mencapai kesuksesan-kesuksesan hidup,
termasuk dalam pernikahan..

saya memang belum menikah,
jadi tak tahu bagaimana sulitnya adaptasi dengan pasangan baru
jadi saya pikir saya tidak berhak untuk mengatur-atur yang belum tentu terjadi,
iya kan?
heheee

but..
i will pray for you both !
:D

0 respon:

Posting Komentar

Itu sih kata @dinikopi, menurut kamu?