Rabu, 17 Oktober 2012

Review - Eclairs karya Prisca Primasari

No comments    
categories: 
Satu lagi penulis berbakat Indonesia yang saya kagumi karyanya!

Bemula dari adik saya beli buku Kastil Es dan Air Mancur yang Berdansa karya Prisca Primasari. Dilihat dari covernya sih, semacam dongeng-dongeng gitu. Nggak terlalu menarik lah bagi saya pada awalnya. Tapi toh tetap saya baca.

Keputusan ini ternyata sangat tepat! Karena novel Kastil Es dan Air Mancur yang Berdansa ini keren banget! Saat baca, saya lupa kalau sedang membaca novel karangan orang Indonesia. Seperti membaca dongeng terjemahan saja. Bahasanya mengalir, dengan setting di luar negeri yang pas. Nah, dari sini saya berburu buku Prisca Primasari yang lain :)

Jatuhlah pilihan saya pada Eclairs : Pagi Terakhir di Rusia! Buku debut pertama Prisca Primasari yang diterbitkan oleh Gagas Media, juga membuat saya terhanyut begitu cepat. Seperti novel Kastil Es dan Air Mancur yang Berdansa, setting novel ini dominasi berada di luar negeri. Tapi berbeda dengan novel penulis pemula yang menggambarkan hedonnya luar negeri, Prisca menarasikan setting dan karakternya persis dongen yang ditulis orang asing. Makanya diksinya juga beragam!

Saya jatuh cinta pada desain novel yang begitu mendetail sampai ke cover bab. Seperti benar terseret oleh cerita. Prisca pun saya tebak sangat mencintai puisi dan sastra, entah itu dalam dan luar negeri. Karya-karyanya tak pernah lepas dari keindahan bahasa yang membuat dongeng ini lebih indah daripada Disney.

Beberapa adegan yang direka Prisca patut diacungi puluhan jempol. Seperti adegan meninggalnya Stepanych Snegov yang sangat alami namun memilukan hati. Saya tahu benar untuk mereka adegan seperti itu tidak asal tulis. Butuh beberapa editan untuk membuatnya sangat halus dan menggetarkan. Biasaya saya selalu skip bagian puisi (karena nggak begitu suka), namun di adegan ini, puisi yang dikutip Prisca membuat adegan makin kental dengan kesedihan. Salut berat!

Oh dan saya mencintai plotnya. Plot yang menyembunyikan sesuatu dari pembaca sejak awal bab menurut saya adalah bukti bahwa sang pengarang mempersiapkan alur dengan seksama. Untuk menghasilkan kejutan-kejutan yang tersebar di keseluruhan novel, sang pengarang harus menahan hasrat unuk membcorkannya dan jeli membaca emosi pembaca. Untuk menghasilkan plot seperti ini butuh beberapa kali editan dan split cerita disana sini, atau sang pengarang sudah menyiapkan plot matang sebelum mulai menulis. Entah mana yang dilalui Prisca, tapi dua-duanya mengagumkan.

Eclairs yang jadi inspirasi Prisca Primasari. Gambar dari : http://pinterest.com/pin/228979962274429241/
Setelah membaca Eclairs, saya menemukan kesamaan dari tulisan-tulisan khas Prisca. Setiap penulis pasti punya suara tersendiri. Sitta Karina yang selalu menghadirkan karakter optimis yang bernama unik, Farida Susanty yang konsisten menulis drama intens dari pergulatan psikologi karakternya, dan Prisca Primasari yang menorehkan dongeng berdiksi indah juga karakter melankolis namun optimis.

Novel-novel Prisca Primasari emag juara banget. Saya rekomendasi buat koleksi sih, sebelum novel seindah ini nggak diproduksi lagi lantaran dimakan tahun :))

-- hit me on @dinikopi

0 respon:

Posting Komentar

Itu sih kata @dinikopi, menurut kamu?