Jumat, 04 Januari 2013

Perlunya Passion (Bahkan) Sebelum Lulus

2 comments    
categories: 
Saya dan kamu pastinya mengenal beberapa teman kampus yang saat ditanya sukanya apa atau passionnya apa, pasti bengong. Jenis gini banyak kok, mungkin dia adalah partner laboratoriummu, teman satu geng, atau bahkan adikmu sendiri?

Pas kuliah kayaknya nggak jadi masalah banget ya. Karena saat sekolah atau kuliah, jalurnya udah jelas. Abis semester tiga ya semester empat, abis itu musti KKN, musti magang yang sesuai jurusan, terus bikin skripsi, lulus deh. Hidup masih tenang dan aman saat kita menempuh jalur pasti seperti ini.

Petaka mulai datang ketika skripsi kita disahkan oleh dosen penguji, hari-hari menjelang wisuda pun sudah tiba di depan mata. Pertanyaan lulus kapan, sekarang berganti menjadi mau kerja dimana. Jengjeng, disini yang nggak punya passion (atau setidaknya minat pada satu bidang) pasti bingung. Kebanyakan dari mereka memindai lowongan kerja secara asal, menyusun CV seadanya, dan mengirimkan ke semua jenis lowongan secara acak.

Prinsipnya, mau kerja dimana aja dulu nggak masalah, yang penting kerja.

Saatnya wawancara pun datang, kalo udah nggak passion gini, pasti mereka nggak menguasai benar pekerjaan yang bersangkutan. Jika diterima, ya biasanya nanti akan kerja-pulang-ngeluh aja kerjaannya. I met some of these people and they admit their wasting time to do that job. Kasihan aja gitu.

Gambar dari : http://pinterest.com/pin/239535273902571801/
Beberapa dari mereka malah bingung mau cari kerja kayak apa. Gara-gara nggak merasa minat pada satu bidang, jadi bingung mau kirim lamaran kemana. Ini lebih ngebingungin sih. Nanti ada titik dimana mereka kirim lamaran ke semua lowongan, dan siklus di paragraf atas pun terjadi.

Saya nggak pengen kamu mengalami ini. Percaya deh, punya sesuatu yang disukai atau diminati (baca : passion) itu berguna banget, bahkan sebelum lulus kuliah. Kamu jadi tahu hidupmu akan diarahkan kemana, rencana beberapa tahun ke depan akan jelas, nggak cuma sekolah-kuliah-nikah-punya anak-mati doang.

Di Indonesia udah banyak pegawai yang bekerja asal-asalan gegara nggak menyukai pekerjaannya. Kamu lihat resepsionis di rumah sakit yang malas-malasan? Atau guru yang cuma ngasih PR di LKS sembari dia main ponsel di dalam kelas? Ini tuh kemungkinan mereka nggak passion sama kerjaannya. Akibatnya nggak cuma orang itu yang mengeluhkan tugasnya, tapi kamu juga kena imbas saat musti berurusan dengan mereka.

Bayangin deh, anak Indonesia sudah dididik pentingnya passion sebelum lulus kuliah, lalu mereka mengambil jurusan atau pekerjaan yang mereka sukai. Akan ada lebih banyak pekerja yang menandaskan tugas dengan senang hati. Hasilnya lebih produktif dan pastinya bisa membangun Indonesia yang lebih baik. :)


-- hit me on @dinikopi

2 komentar:

Itu sih kata @dinikopi, menurut kamu?