Sabtu, 23 Februari 2013

Bukan Cinta, Melainkan Logika

2 comments    
categories: 
Gambar dari : http://weheartit.com/entry/53259885/via/Brillu

Aku melihatnya berjalan mantap ke arah gerbong kereta api. Walau terhalang dengan kacamata bingkai penuh, aku tahu ia menahan air mata saat berbalik menghadapku. Ah, tapi mengapa ia musti bersedih saat tangannya dipegang oleh sosok lain.

Senyumku terkembang dan ia mulai melambaikan tangan. Pria di sebelahnya mengucapkan sesuatu yang tak dapat ku dengar karena raungan mesin kereta api yang telah bergerak. Sosok mungilnya disana semakin keras melambaikan tangan dan aku harus merelakannya pergi dari hadapanku, dibawa oleh kereta api, dan… pria yang mencintainya.

Apalah aku ini dibandingkan sosok mapan di sebelahnya tadi. Yang mungkin sekarang sedang duduk di sampingnya sampai tempat tujuan mereka. Sehabis itu, mungkin mereka saling bertandang ke rumah orang tua masing-masing dan mulai membicarakan masa depan. Sedangkan aku, hanya bisa merangkul bahunya atas nama sahabat.

Persetan dengan rasa suka. Jika memang benar gadis itu menyukaiku, pasti ia tak hilang akal dengan meninggalkan kekasih lamanya yang kini sudah mampu menafkahinya. Cih, aku saja masih meminta jatah dari orang tua. Aku dibandingkan dengan pria itu, kalah telak.

Namun aku harap gadis mungil berkacamata bingkai penuh itu menyadari bahwa walaupun ia sudah memilih orang lain, hanya aku lah yang selalu ada di sisinya, menjadi orang yang pertama kali membantunya mengerjakan tugas kuliah, mengejar tanda tangan dosen, serta orang favoritnya di kampus. Aku harap, ia masih mengingatku walau hanya segitu.


-- hit me on @dinikopi

2 komentar:

Itu sih kata @dinikopi, menurut kamu?