Sabtu, 07 Februari 2015

Korea Bukan Pilihan, Sih

Kepada kalian yang menanyai kami mengapa kami nggak suka musik Korea, atau musik Jepang, atau musik Arab, atau musik Rusia, atau bahkan musik Latin. Mungkin apa yang akan saya tulis di sini dapat memberikan jawaban kepada kalian.

Saya percaya bahwa musik adalah hal yang personal. Dan alasan preferensi musik setiap orang pasti berbeda-beda dan tak dapat diseragamkan dengan umum. Ini sih alasan saya, atau mungkin saja alasan saya sama dengan beberapa orang. Sudah siap untuk mendengarnya?

Gambar dari sini
Buat saya, karena musik adalah hal yang pribadi. Sebuah lagu saya kategorikan layak untuk masuk dalam playlist yang sering saya putar, pertama kali dilihat dari liriknya. Lalu suara penyanyinya, kemudian musiknya. Karena lagu selama ini menjadi penyambung dari kata-kata saya saat riang atau sedang muram, maka lirik tentu jadi hal yang sangat krusial untuk saya.

Got the point? Yap, karena beberapa orang menilai musik dari liriknya (termasuk saya), maka bahasa adalah hal yang penting. Ya, saya saat ini hanya menguasai bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, maka dari itu, banyak lagu yang saya favoritkan berasal dari dua negara ini. Tahu kan rasanya menyanyi dan memahami apa yang penyanyi tersebut sampaikan dalam bahasa yang kami mengerti. Song is how we celebrate our feelings.

Kan ada Google Translate? Lagipula banyak lagu dari bahasa lain yang sudah ada terjemahannya, mungkin begitu kalian pikir. Ya, bener sih, tapi tentu rasanya berbeda saat menjiwai kalimat dari bahasa yang kalian mengerti. Kami mungkin tahu bahwa lagu anu yang berbahasa Korea, menceritakan soal semangat hidup. Tapi saat menyanyikannya, kan nggak sama dengan rasa yang didapat kalau kita menguasai bahasanya.

Belum lagi, terjemahan lagu tak semua persis dengan maksud lagu. Pemilihan kata adalah hal detail yang ditorehkan oleh penulis lagu itu. Seperti kalimat "come back together" tentu beda maknanya dengan "fall back together" walau kedua kalimat itu bisa diterjemahkan "kembali bersama" dalam bahasa Indonesia.

Apa kami menutup kuping dengan lagu dari bahasa yang kami tak kuasai. Nggak dong, at least saya begitu. Saya masih dengerin lagu-lagu Korea kalau diputer sama adik saya dan bilang bagus kalo musiknya bagus. Pacar sering minta saya dengerin koleksi lagu dia yang kebanyakan lagu Jepang karena musiknya yang kreatif. Saya masih mau dengerin, dan memberikan satu dua pendapat saya pas analisa musiknya gimana. Kalau musiknya bagus, ya saya akan bilang bagus. Bahkan ada beberapa lagu Korea atau Jepang yang saya sangat sukai. Tapi itu tadi, kalau sampai lagu itu dimasukkan ke dalam playlist saya, kayaknya nggak deh. Hehehe. Cukup jadi referensi musik aja. :D

Kami memusuhi atau anti ke kalian yang suka musik Korea atau Jepang, atau dari bahasa lain? Nggak lah, at least saya begitu. Karena ya itu tadi, saya percaya musik adalah hal yang personal, jadi saya nggak berhak menilai kalian secepat itu :D

Oke, udah ngerti kan kenapa. Jadi bagiku musikku, bagimu musikmu ya :)


-- hit me on @dinikopi

0 respon:

Posting Komentar

Itu sih kata @dinikopi, menurut kamu?