Rabu, 11 Februari 2015

Surat Untuk Adik Ciwik-Ciwik

Halo Dina dan Wida.

Dua adik kesayangan kakak, karena memang hanya itu yang kakak punya. Ibu sering bilang "Akur-akur lah kalian satu sama lain karena cuma kakak atau adik kandung lah yang bakal mau menolong tanpa pamrih kalau ada kesulitan. Cuma kakak atau adiknya yang akan jadi keluarga kalau Ibu sama Bapak udah nggak ada". Pegangan ini yang selalu kakak pikirkan selama kita masih berhubungan darah. Walau kakak mungkin jarang pulang dan setor absensi, tapi sebenernya kakak peduli kok sama kalian berdua.

Dina, satu-satunya anak Ibu yang paling hobi belajar dan jalan hidupnya lurus-lurus aja, suka curhat kalau dia cemas sama kehidupan karir dia. Katanya dia memang hobi belajar psikologi, tapi karena minim pengalaman praktek, dia takut kalau nggak bakal gape pegang klien dan takut metode yang diberikan salah. Padahal adek kakak yang satu ini, nggak dikenal karena kecerobohannya lho. Sebagai anak tengah, bisa dibilang dia adalah anak paling bijaksana di antara kta bertiga. Jadi, kakak yakin sih Dina juga bakal jago pegang klien dan membantu orang-orang di masalah psikologi mereka.

Jangan takut, hadapin aja. Kalo ada yang bisa kakak bantu, ya bilang aja. Pasti dibantu dan didukung kok. Uang bisa dicari, tapi saudara yang masih bersatu secara tulus, susah didapat, Dek.

Lain halnya dengan Wida. Wida ini kata orang, persis banget kayak kakak. Kita sama-sama kebluk, kalo belajar suka ngomong sendiri, bedanya dia doyan banget masak dan makan, kakaknya suka makan doang. Kita berdua emang nggak pinter-pinter banget, tapi jangan bingung Wida. Soalnya kakak yakin Wida nanti bakal lebih sukses dan lebih gaul daripada kakak sama Kak Dina. Jangan suka minder gitu, orang Wida juga ramah, baik hati, dan antusias pastinya banyak kok hal-hal baik yang akan ada di depan.

Jalan Wida masih panjang. Masih banyak fase perkembangan yang harus dilalui. Dan selalu ada kakak dan Kak Dina untuk nemenin. Nggak ngerti pelajaran IPA, sini kakak ajarin. Mau curhat bisa ke Kak Dina. enak kan jadi anak bungsu ;)

Terus akrab kayak gini ya. Pengen lebih sering jalan bertiga sama kalian. Karena masa-masa kayak gitu nggak akan didapat kalau kita semua udah nikah dan sibuk menjalani hidup masing-masing. Sekarang masih enak, kalo marahan ya nanti juga reda sendiri. Adu pendapat kecil ya memang sering, tapi abis itu ya udah. Nanti kalo udah masing-masing punya keluarga sendiri, bakal runyam kalo ada sedikit masalah. Soalnya mengaitkan lebih banyak orang.

Nanti ya, sepulangnya kakak, kita jalan-jalan. Selulusnya kakak kuliah juga mau liburan ke mana kita bertiga, sini hayu atuh kakak bayarin. Gampang lah itu. Uang bisa didapet dari mana aja. Tapi kakak atau adik yang masih ada dan mau nemenin, susah dipunya.

Dari kakak yang sayang sama kalian,
Kak Dini



-- hit me on @dinikopi

2 komentar:

  1. Sedikit menghilangkan penat dengan tumpukan aksara yang tersusun rapi dalam suratmu :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thank you Kak Fikri, jangan lupa jalan-jalan ke postingan yang lain yaa :D

      Hapus

Itu sih kata @dinikopi, menurut kamu?