Rabu, 04 Februari 2015

Twitter, Sore Itu...

Mention Twitter muncul kadang seraya menenteng harapan, kadang pula kesempatan. Aku ingat sore itu aku dikagetkan oleh sebuah mention dari orang yang belum aku kenal.


Katamu, telah tandas blog-ku kau baca. Dan setelah mention itu pun aku menekan tombol follow di akun Twittermu. We are following each other.

Tapi, lucunya takdir membuat kita memang benar-benar saling mengikuti satu sama lain. Atau bisa dibilang, berjalan bersisian sampai sekarang. Saat itu, kita saling melempar kata-kata murahan untuk saling menyenangkan satu sama lain. Dan yang bisa kalian tebak, berujung pada pertemuan tatap muka.

Siapa yang bisa mengira bahwa tempat tinggal kita hanya dipisahkan oleh satu trayek metromini 02. Kita ternyata tinggal di belahan Jakarta yang sama, namun disekat oleh kelurahan yang berbeda. Kita sedekat ini, namun baru sekarang menyadari untuk bertemu.

Singkat cerita, pertemuan ringan kita digelar. Diisi oleh obrolan yang tak bisa dibilang ringan, suapan es krim, jajanan ber-MSG, namun entah mengapa kita tak saling berbalas kedipan. Sampai saat aku sampai di kamarku yang sempit dan menyadari bahwa betapa menariknya kamu.

Memang benar bahwa rasa penasaran dapat membunuh seseorang. Kali ini aku yang rela menggeser mouse komputerku demi halaman berikutnya di blog kamu, oh dan juga Tumblr kamu, serta Twitter kamu, ditambah hasil pencarian di Google. Aku tak tahu apa yang membuatku sepenasaran ini denganmu. Tapi aku sangat yakin bahwa kamu tak sama dengan kebanyakan pria yang ku temui. Kamu spesial.

Akhirnya aku kecanduan. Aku melanjutkan untuk membuka percakapan palsu demi tiket untuk bertemu denganmu. Apapun asal bisa mengobrol langsung denganmu. Aku baru sadar bahwa aku jatuh cinta. Ini bukan cinta pada pandangan pertama. Aku lebih suka menamainya dengan cinta pada obrolan pertama. Oh Tuhan, kamu begitu cerdas, tampan menawan, serta memiliki visi luas. Beberapa kombinasi yang aku cari yang tak ada di pria lain. Pantas lah aku jatuh cinta padamu.

Sekarang sudah hampir dua tahun sejak mention itu yang melayang di Twitter. Sebuah notifikasi bersejarah untukku dan kamu. Keadaan sudah jauh berbeda, sekarang kita dengan jemari bertautan kerap tertawa di bawah kabel PLN di depan gangku setelah seharian nonton film atau sekedar mencari angin di pantai. Kita saling jatuh cinta tanpa dipisah jarak. Kubilang tadi, hanya dipisahkan oleh abang metromini bertopi lusuh.

- ditulis di bangku paling pojok kiri metromini 02 sehabis kencan


-- hit me on @dinikopi

2 komentar:

Itu sih kata @dinikopi, menurut kamu?