Udah jadi classic quote kalo ada yang bilang "Be Yourself", tapi artinya gakan pernah jadi klasik. Menjadi diri sendiri adalah penghargaan terbesar yang bisa kita berikan terhadap diri kita sendiri. Jadi, dari kita untuk kita oleh kita. Walau dalam penerapannya bisa dibilang masih belum sempurna. Masih ada role model yang terus-terusan kita lirik dan kita pantengin kebiasaannya. Sesekali kagum atas apa yang telah ia kerjakan dan sedikit demi sedikit ingin bertransformasi seperti si tokoh panutan ini. Atau beberapa orang yang kerap ngebanding-bandingin diri kita sama orang lain. Yang ngebuat kita mau gak mau jadi bertanya "apakah aku harus seperti dia agar terlihat sempurna?"
Yep, menjadi diri sendiri adalah sebuah tantangan. Menjadi diri sendiri adalah saat kita mengetahui kelebihan kita dan mensyukurinya, juga menyadari kekurangan kita dan mencoba memperbaikinya. Berarti butuh eksplorasi dalam dulu biar kita bisa tahu apa kelebihan dan kekurangan kita. Kalo udah gitu, baru deh kita tahu gimana rasanya jadi diri sendiri dan menikmatinya.
Oke, mungkin ini tulisan terbaca normatif, tapi maksud saya aplikatif loh.
Tiap orang pasti punya kelebihan, itu hukum mutlak. Ga mungkin seseorang dilahirkan tanpa bakat. Nah, uniknya, tiap orang selain memiliki bakat alami, juga diizinkan untuk mengasah skill di dalam perjalanan hidupnya. Jadi kita punya double deh, bakat dan skill. Tinggal kita cari cara maksimalisasi itu semua.
Ga usah ngeliat rumput tetangga, karena selalu ada orang yang lebih tinggi dan lebih rendah dari kita. Saya pernah begitu pas jaman-jaman SMA, sangat ingin menjadi orang lain. Yah pada saat itu, orang lain yang ingin saya tiru ini emang top abis. Pujaan gati banyak pria lah begitu ceritanya. Saya sangat tertekan kalo dibanding-bandingin sama si perempuan-terlihat-sempurna ini. Tapi apa boleh buat, saya belum menyadari betapa enaknya jadi diri sendiri. Lalu beberapa tahun kemudian, saat saya sudah mulai mencintai setiap inci dari diri saya sendiri, saya mulai sadar kalo saya punya banyak kelebihan yang bisa dibagi. Dan ini menjadikan saya makin "kaya" dari hari ke hari, yang pasti makin ikhlas aklo ngeliat orang yang lebih punya banyak kelebihan dari saya
Bukan berarti kita ga boleh punya role model. Seorang panutan perlu banget malah. Yang fatal adalah saat kita dah kepengen total jadi kayak dia.
Lain kali kalo ada yang bandingin kamu sama orang lain, atau saat kamu ngeliat orang lain yang lebih cihuy daripada kamu, coba abaikan itu semua, dan percaya kalo kamu itu SPESIAL.
Kamis, 06 Januari 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 respon:
Posting Komentar
Itu sih kata @dinikopi, menurut kamu?