Sabtu, 11 Agustus 2012

What Doesn't Kill Me Makes Me Tougher

No comments    
categories: 
What doesn't kill you makes a fighter

Footsteps even lighter


Hidup dengan cita-cita dan mimpi yang terwujud itu, wajib banget ya. Saking harusnya, sampe-sampe apapun dilakukan demi mimpi ini. Ngomong-ngomong apa sih mimpi kamu?

Kalau saya, salah satunya adalah pergi ke Global Youth Summit (GYS) yang diselenggarakan oleh British Council setiap tahunnya di London, Inggris. Buat saya, ajang ini sesuatu yang mustahil, tapi juga tampak mungkin diraih. Jadi, setiap tahun, saya nggak lupa mengecek persyaratan dari ajang ini untuk ikutan.

Syaratnya sih bisa dibilang sederhana, yaitu cukup isi formulir dan buat video berdurasi maksimal 2 menit. Dan oh iya, ada juga syarat umur. Nah, buat saya, ini yang sulit. Saat saya pertama kali mengikuti pendaftaran Global Youth Summit 2010, batas umur yang ditentukan adalah 19 tahun kalau tidak salah. Saat itu, saya ada di ambang batas terakhir dari persyaratan umur ini. GYS 2011 juga masih mensyaratkan ambang batas umur 19 tahun, kalau tidak salah. Inilah yang mebuat saya nggak melamar lagi, karena umur saya udah lewat batas.



Yak, di GYS 2010, saya nggak lulus, pemirsa. Hihihi, namanya juga anak bawang yang baru pertama kali nyoba peruntungan dan nggak lulus, buat bahan belajar lah ini. Saya jadi belajar dari Niesrina "Ninies" Nadhifah yang lolos di GYS 2010 untuk tahu trik biar lolos. Ini saya praktekkan di lamaran saya berikutnya ke Asia Youth Summit 2011, di pertengahan tahun. Masih ajang yang diselenggarakan oleh British Council, tapi versi regional.



Tapi ternyata peruntungan saya meleset. Saya lagi-lagi nggak lolos. Yang lolos juga belum saya kenal sebelumnya. Eh ada kabar gembira yang datang di pertengahan Juli kalau dua teman saya, Dita dan Ryan, lolos Global Youth Summit 2011. Seneng banget, dua temen saya sekaligus. Istilahnya combo strikes abis. Wah, saya jadi makin semangat buat terus berusaha lolos ajang dari British Council ini.

Pertengahan tahun 2012 ini saya brau mengetahui kalau GYS 2012 dibuka dengan ambang batas umur 21 tahun. Yippie! Saya masih masuk, walau lagi-lagi, saya berada di ambang batas terakhir. Nggak apa-apa lah, namanya nyoba, kalo beruntung masuk, kalau nggak, berarti bukan rejeki. Saya segera ngisi formulir pendaftaran online dan bikin video berdurasi 1 menit lebih itu. Dan menunggu dengan deg-degan.



Daaan akhirnya baru beberapa hari belakangan saya dapet hasil bahwa saya lagi-lagi nggak lolos GYS 2012, dan yang lolos adalah teman satu GCC saya, si Gomat yang saya kenal emang cadas abis memperjuangkan kesetaraan di masalah bullying, juga LGBT. Seneng juga karena dia yang kepilih untuk mendelegasikan Indonesia di London, bangga karena ada anak HAM yang ikutan, itu berarti sorotan HAM akan lebih banyak lagi yang dibawa pulang ke Indonesia :')

Gambar dari :  http://pinterest.com/pin/269230883944671856/
Global Youth Summit 2013 mungkin masih ada, tapi nggak tahu apakah umur saya mencukupi persyaratan mereka atau sudah lewat. Asia Youth Summit 2013 masih ada juga kok, nah tapi itu dia, belum tahu berapa batas umurnya. Cuma itu sih yang saya khawatirkan, takut kelewat :')

Nggak lolos acara Britih Council tiga kali, buat saya sedih, pasti lah, I mean, I am not pretending on this. Saya emang sedih sampai bertanya-tanya, keahlian apa yang harus saya kuasai agar bisa diterima leh British Council. Tapi di lain sisi, saya juga musti kuat. Iya kan, musti kuat dan tetep di jalan memperjuangkan isu yang saya suka, yaitu HAM.

Jadi inget kalimatnya Alanda Kariza saat ia mendirikan The Cure For Tomorrow, ia mendirikan organisasi itu di usia yang belia karena ia berulang kali ditolak oleh NGO untuk melakukan aktivitas relawan. Alih-alih meratapi nasib, ia malah memanfaatkan kekurangan dan kesempatan ini untuk bikin inovasi baru. Brilliant!


This whole damn world can fall apart 

It'll be ok, follow your heart 

Mungkin emang belum jodoh kali ya untuk lolos acara internasional, atau ini emang suatu desakan dari Semesta biar saya merealisasikan beberapa proyek yang dulu saya rancang di dalam negeri dulu. I mean, I really passionate on this topic, dan punya beberapa ide untuk bikin sesuatu agar awareness anak muda terhadap HAM bisa makin meluas. Kalo emang ternyata saya belum diterima taraf internasional, kenapa nggak bikin acara di taraf nasional dulu?

Yang penting kan tujuan besarnya tercapai, yaitu buat anak muda lebih paham apa itu HAM dan bisa ngepraktekin di kehidupan mereka sehari-hari. Kenapa harus memusingkan tidak lolosnya acara di British Council? :)

Kalau saya pengen bikin proyek HAM di lingkungan sekitar saya, pada mau bantuin kan? ;)

Gambar dari :  http://pinterest.com/pin/269230883943966388/


-- hit me on @dinikopi

0 respon:

Posting Komentar

Itu sih kata @dinikopi, menurut kamu?