Jumat, 14 September 2012

Mengatasi Writer's Block

4 comments    
categories: 
Gambar dari :  http://pinterest.com/pin/15621929927878002/

Namanya writer's block itu pasti pernah mampir ya, walau sebentar.
Iya kayak saya sekarang ini.

Dikejar submit deadline naskah hari Minggu jam 12 siang, tapi sampai sekarang belum dapet feel atas naskah yang sedang saya tulis. Pernah mengalami hal yang serupa? Kita samaan berarti.

Pernah nggak sih kamu menulis sesuatu dengan rasa hampa. Bagus sih tulisan kamu, tapi nggak hidup. Saat orang bilang tulisan kamu ini masterpiece, kok ya nggak ada rasa bangga dalam diri kamu sendiri. Karena kamu memandang sederetan kata-kata yang ada di hadapanmu itu kosong. Seperti bukan dirimu. Sempurna sih, tapi bukan kamu.

Saya pernah mengalami hal yang serupa beberapa tahun yang lalu. Saat itu, saya menulis sebuah feature tentang hutan di Jakarta. Editor saya memuji tulisan saya. Tapi saat itu, saya hanya bisa meringis. Tulisan yang datang dari hasil editan berkali-kali itu memang bagus, sempurna rasanya tanpa cacat. Tapi serasa bukan saya. Saya bahkan nggak mengenali "suara tulisan" saya ada disitu.

Apa yang harus dilakukan saat writer's block seperti ini?

Waktu itu saya sempat baca di suatu artikel, kalau menemukan writer's block jenis ini, caranya adalah kamu harus menceburkan diri membaca, menonton, mendengar apapun tentang topik tulisanmu. Jika kamu sedang menulis soal konflik perceraian dan nggak bisa merasakan feel perceraian tersebut, kamu harus cari katalis film tentang perceraian, lagu patah hati, atau gambar yang mengasosiasikan ke topik tersebut.

Begitu terus sampai kamu merasa feelnya dapet.
Selamat menulis! :)


-- hit me on @dinikopi

4 komentar:

  1. kadang kala pikiran dipenuhi oleh bayangan respons pembaca yang seringkali melemahkan kepercayaan diri untuk menulis.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aaaahh benar juga. Lain kali aku tulis soal ini ah :D

      Hapus
  2. Makasih Mbak Kopi, eh, Mbak Dini. :(Just kidding(:
    Saran yang membantu untuk menghilangkan sindrom dan virus yang satu ini. Kayak jaelangkung aja, datang nggak diantar, pulang nggak dijemput. Eh, kebalik ya.
    Anyway, aku akan melakukan saran Mbak, baca-baca artikel atau apapun yang berkaitan dengan materi yang akan kita tulis. diselami dulu, baru setelah itu menulis lagi setelah ide semakin matang.
    Once again makasih banyak dah sharing .... salam kenal

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yes, seringkali kan mentok nulis karena nggak bisa menjiwai topiknya gitu. Makanya mending baca yang sesuai topik \o/

      Makasih ya udah berkunjung :D

      Hapus

Itu sih kata @dinikopi, menurut kamu?