Sabtu, 15 Juni 2013

Curse Hasn't Cured

No comments    
categories: 
Ada banyak kualitas positif dalam diri orang lain yang akan membuat kita terhenyak iri. Termotivasi, lebih tepatnya. Si anu pinter ini, si ono berbakat itu. Ini yang akhirnya menjadikan kita makin berubah demi ngejar kualitas positif itu ada dalam diri kita juga.

Tapi nggak semua kualitas diri positif, terus-terusan bawa untung. Menjadi perempuan yang cerdas dan punya prinsip untuk berargumen, misalnya. Seringkali dinilai terlalu sulit untuk dijangkau, bahkan sekedar menjadi teman. Beberapa orang melepaskan ikatan personal mereka dengan perempuan ini atas nama minder atau dunia yang tak sama.

Memang bukan salah perempuannya. Coba deh pikir, salah dimana kalo seorang perempuan ingin belajar banyak hal, menguasai banyak bidang, dan memiliki pergaulan luas? Apakah perempuan harus menjadi bodoh, lugu, dan pasrah diperlakukan semena-mena hanya untuk menjadi rebutan kaum Adam? Terus salah siapa? Kaum Adam yang nggak mau kehilangan aura pemimpin?

Lucu sih memang. Mungkin juga skenario perempuan sukses yang selalu kehilangan gebetannya karena alasan ini, terdengar nggak masuk akal. But it happens, darling.

Jadi, apakah bisa dibilang perempuan yang pintar adalah sebuah kutukan?

-- hit me on @dinikopi

0 respon:

Posting Komentar

Itu sih kata @dinikopi, menurut kamu?