Jumat, 07 Maret 2014

Bahasa Inggris dan Penggunaannya yang Kontroversial

4 comments    
categories: 
Di sini siapa yang belum bisa Bahasa Inggris dengan baik dan benar? *saya ngacung juga*

Kita orang Indonesia, yang mana berbahasa Ibu, ya Bahasa Indonesia. Tapi, bukan larangan kalau kita mempelajari bahasa lain selain bahasa Ibu. Entah itu bahasa daerah atau bahasa asing. Dalam konteks sekarang, bahasa asing yang masih mendunia penggunaannya adalah Bahasa Inggris.

Karena bukan bahasa Ibu, jadi ya wajar kalo masih ada salah di sana sini. Namanya juga masih belajar, Bahkan orang luar negeri sekalipun masih banyak yang grammarnya belepotan. Tapi, ya asal ngerti ngomong apa, hajar terus. Kecuali mau tes TOEFL atau IELTS ya. Itu sih grammarnya musti bener. Mihihii.

Untuk mempelajari Bahasa Inggris yang baik dan benar, kata orang adalah dengan praktek sesering mungkin. Semakin sering kita menggunakannya di percakapan sehari-hari atau di tulisan dunia maya, makin terasah lah Bahasa Inggris kita. Ini, berlanjut pada fakta ada banyak orang yang ngetweet, tulis status, bikin tulisan di blog, chatting, atau interaksi sama pendengar di video Youtube pake Bahasa Inggris. Ada yang salah dengan ini?

Gambar dari sini
Orang-orang ini, mau belajar. Makanya mereka praktek terus. Lagipula, berbahasa Inggris secara fasih bisa menguntungkan kita di banyak aspek. Contoh aja, kalo kamu nulis dalam Bahasa Inggris, pembaca blogmu bukan hanya orang Indonesia, tapi juga seluruh dunia. Kalau kamu ga canggung ngobrol dalam Bahasa Inggris, maka ada saatnya kamu akan dapet banyak banget insight pas lagi chatting sama orang luar negeri. Dan masih banyak lagi keuntungan yang lain.

Yang lucu, adalah orang-orang yang berbahasa Inggris ini, dicap sok, kepinteran, atau bahkan sombong. Yang banyak saya dengar adalah "kita ini orang Indonesia, berbanggalah dengan Bahasa Indonesia". Wah, ucapan itu saya rasa salah konteks. Bangga dengan Bahasa Indonesia bukan berarti menolak untuk belajar bahasa asing lain. Kalau nasionalisme kamu sesempit itu, kapan mau menceritakan kekayaan Indonesia kepada dunia? :)

Sekarang, teknologi udah canggih. Kalau ada orang Indonesia yang keceplosan ngobrol sama kamu pakai Bahasa Inggris tapi kamu nggak tahu artinya, kan bisa ditranslate via Google Translate. Apalagi sekarang udah bisa pake voice. Wuih, menerjemahkan ucapan asing orang lain, harusnya jadi lebih mudah dong. Udah ada teknologinya, tinggal kamu pakai. :)

Lagipula, kalau kamu malu belum bisa berbahasa Inggris, please jangan mendiskreditkan kami yang ingin belajar fasih menggunakan Bahasa Inggris. Itu sama aja, kalian nggak senang orang lain ada di beberapa langkah depanmu. Kalau kamu memang nggak bisa dan pengen bisa, belajarlah. Jangan ngebully yang bisa Bahasa Inggris dengan sebutan sok.

Oh, dan tambahan. Namanya bukan bahasa Ibu, jadi masih berantakan grammarnya. Saat semisal kamu terlibat diskusi dengan orang lain dengan Bahasa Inggris yang grammarnya berantakan, trus kebetulan kamu nggak sependapat dengan opini dia, seranglah opininya, bukan penggunaan grammarnya. Sama-sama belajarlah, saling menghormati aja. :)

Tulisan ini juga berlaku untuk bahasa asing lainnya. Seperti yang saya bilang, Google Transate, benar adanya. Jadi kenapa nggak dipergunakan dengan efektif? :D


-- hit me on @dinikopi

4 komentar:

  1. Hai Dini! Memang nggak ada salahnya belajar bahasa Inggris.

    Untuk aku pribadi yang bikin geregetan adalah bahasa Inggris yang dicampur dengan bahasa Indonesia... terlebih kalau bahasa Inggrisnya salah kosakata dan tata bahasa. Rasanya lebih pas aja kalau mau nginggris ya nginggris sekalian, kalau mau berbahasa Indonesia yang sepenuh hati lah berbahasa Indonesia.

    Minimal satu kalimat penuh dari awal sampai akhir, lebih pas lagi kalau separagraf, dan lebih enak lagi kalau satu entri blog konsisten dengan penggunaan satu bahasa. Kecuali kalau kepepet banget nggak nemu kata yang dimaksud dalam bahasa tersebut, sehingga terpaksa beralih ke bahasa satunya. Apakah ini permintaan yang berlebihan?

    Tapi ya mungkin sayanya aja sih yang kuno, konservatif, ribet, sok iye, sok nasionalis hahaha. Meski saya bolehlah ya nyalahin ini semua kepada SBY -- gara2 ngeliput dia nyaris setahun aja, rasanya alergi denger/baca orang nginggris setengah2 (dan salah2) seperti dia.

    Seperti biasa, kita bisa saja berbeda pendapat :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nggak kuno kok kak, itu kan hanya koridor kepatutan yang diri sendiri kita biasakan hehee. Aku malah belum konsisten nih nulis Inggris-Indonesianya *salim*

      Hapus
  2. Somehow, ada beberapa kalimat yang saling mengisi satu sama lain, dengan alasan kepraktisan. Ada yang bahasa Indonesia tapi lebih mudah lewat bahasa inggris, atau begitu juga sebaliknya. I think that's look cool and just fine.

    Setuju banget sama kalimat "Bangga dengan Bahasa Indonesia bukan berarti menolak untuk belajar bahasa asing lain. Kalau nasionalisme kamu sesempit itu, kapan mau menceritakan kekayaan Indonesia kepada dunia?"

    Beberapa dari kita masih perlu buat rebuild mindset.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yap, biar mindsetnya ga disitu-situ terus euuy~

      Hapus

Itu sih kata @dinikopi, menurut kamu?