Jumat, 23 November 2012

Alasan Kamu Terus Kepo

No comments    
categories: 
Ini adalah waktu dimana semua lembar tugas sudah kau isi, beberapa teman sudah melambaikan sampai jumpa dan berpulang ke peraduan masing-masing, dan kau tengah menyeduh secangkir kopi dalam genggamanmu. Ini adalah waktu luang yang kau tunggu-tunggu.

Gambar dari  http://pinterest.com/pin/269230883945253807/
Tatapanmu beralih ke layar besar yang tengah menampilkan linimasa Twitter, sebuah "sarang" dimana kau bisa merehatkan otakmu untuk mendengar ocehan dari teman-teman dunia maya. Matamu memindai satu per satu tweet dan menggerakkan mouse ke salah satu dari mereka. Katakanlah dia seorang teman lama yang pernah dekat dengan kekasihmu.

Dengan bersemangat kau membaca ocehannya mulai dari dua jam yang lalu ia berganti status, sampai satu minggu sebelumnya. Tak puas sampai disitu, jarimu terus menerus menggulung halaman linimasa sembari menyunggingkan seberkas senyum. Oh, ternyata dia udah pindah kerja ke salah satu perusahaa tekstil di kota itu, simpulmu dar beberapa ocehan. Ah, nggak cakep-cakep amat ya ternyata, celetukmu saat sampai di satu foto yang ia perlihatkan. Ya ampun, masih aja nih anak senorak ini, ejekmu di celotehan berikutnya. Dan beragam komentar kau lontarkan  seiring gemulainya tanganmu menelusuri lebih banyak fakta.

Tak puas sampai disitu, kau beralih ke linimasa salah satu kakak perempuannya, fakta ini kau ketahui dari beberapa tweet. Kayak gimana sih dia sama kakaknya, tanyamu penasaran saat mulai meneliti profil. Oh udah lama kerja di bank toh, dan udah punya pacar, katamu dalam hati. Karena saking bersemangatnya, kau memilih satu tautan foto mereka, dan menemukan dirimu terlarut dalam kursor "Next" beberapa kali di album itu. Tak terasa kau sudah melewati foto sampai tiga tahun lalu yang mereka post. Kembali kau mengulang sederetan cemooh atas pose yang mereka tampakkan.

Gambar dari : http://pinterest.com/pin/269230883945093057/
Oh, kayak gitu ternyata kehidupannya, celetukmu sekali lagi. Kau tersenyum puas menyadari bahwa dia tak lebih hebat daripada dirimu, atau setidaknya kau masih punya sesuatu yang bisa disandingkan dengan ocehannya di jejaring sosial.

Lalu akhirnya pada satu titik kau berhenti, merenggangkan jarimu dan kembali larut pada sederetan tweet dari orang lain, melihat beberapa artikel dari orang lain, dan memutuskan menuliskan seutas kalimat status atas dirimu sendiri.

Iya, itu namanya kepo. Kata anak jaman sekarang sih, kepo artinya mau tahu aja. Kecanduan untuk menelusuri satu profil dan membedahnya hingga kau puas. Dan tidakkah kau akan menyadari bahwa kegiatan kepo ini adalah sebuah kebutuhan dari dirimu yang menuntut untuk dibandingkan dengan orang lain. Ada perasaan puas dari kegiatan stalking ini. Puas melihat si target ternyata nggak pernah melancong liburan ke daerah A, aman melihat si target cuma another non-special person, puas melihat bahwa kamu masih berada di atas dia.

Mungkin kau akan mengulanginya kembali di lain waktu, atau secara rutin mengecek perubahan status si target. Ya, sekali lagi, atas alasan meyakinkan dirimu bahwa kau masih yang terbaik, bahkan si target pun tak mampu untuk melangkah di atas sepatumu.

Kau akan kecanduan. Tak akan bisa berhenti. Targetnya mungkin berbeda, tapi aktivitasnya sama. Jadi, hari ini udah kepo ke siapa aja? :D

-- hit me on @dinikopi

0 respon:

Posting Komentar

Itu sih kata @dinikopi, menurut kamu?